Dandim Jayawijaya Tegaskan Berkibarnya Bintang Kejora Tidak Pengaruhi Aktivitas Masyarakat

Ilustrasi bendera Bintang Kejora yang berkibar di dekat lokasi wisata pasir putih Kurulu, Kabupaten Jayawijaya pada tahun 2000 silam/dok:Istimewa

WAMENA, wartaplus.com - Bendera Bintang Kejora (BK) kembali berkibar di tiga lokasi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Selasa (31/05) pagi, setelah sebelumnya pada Senin kemarin juga berkibar di Sinakma Wamena.

Bendera Bintang Kejora yang merupakan lambang kemerdekaan bangsa Papua Barat ini dikibarkan oleh orang tak dikenal di tiga lokasi yaitu di jalan Hom Hom, jalan Trikora dan kawasan Pasir Putih Kurulu.

Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Arif Budi Situmeang saat dikonfirmasi wartaplus.com, Selasa pagi membenarkan adanya pengibaran bendera BK tersebut.

"Oknum aja yang melakukan, dikibarkan saat orang lagi istirahat malam," ujar Dandim.

Terkait pengibaran BK, Dandim mengaku tidak berpengaruh terhadap aktivitas masyarakat.

"Saya pikir gak ada masalah, aktivitas masyarakat, akitivitas pemerintahan, perekonomian tetap berjalan seperti biasa," kata Dandim.

Disinggung apakah ini ada kaitannya dengan rencana Deklarasi Papua Damai yang akan digelar bertepatan dengan peringatan Hari Pancasila 1 Juni besok? Dandim mengaku tidak mengetahui hal tersebut.

"Pada intinya bintang kejora itu tidak terlalu mempengaruhi situasi keamanan di wilayah ini. Semuanya masih berjalan normal, tidak ada hal yang signifikan. Meski begitu, kita tetap harus waspada, pengamanan tetap dilakukan seperti biasanya," terang Dandim.

Ia menambahkan, pihaknya telah menurunkan bendera BK dan sudah menyerahkan ke Polres Jayawijaya untuk langkah penanganan hukum selanjutnya.

"Biar nanti dari Polres yang melakukan penyelidikan terkait ini mencari motif pengibarannya apa dan para pelakunya," pungkas Dandim.

Sebelumnya pada Senin kemarin, Juru Bicara Komando Nasional TPNPB - OPM, Sebby Sambom mengklaim pengibaran bendera BK di Sinakma Wamena dilakukan kelompok OPM  Wilayah Lapago, Puron Wenda dan pasukannya.

"Ini merupakan sikap protes bangsa Papua terhadap pemerintah Indonesia yang memaksakan Daerah Otonom Baru di seluruh tanah Papua yang tidak sesuai aspirasi rakyat.  Dan sekali lagi kami ingatkan kepada pemerintah Indonesia bahwa jika paksa pemekaran dengan dengan sikap arogansi, maka generasi Papua akan bangkit dan lawan," tegas Sebby.**