Ups, Usai Kerusuhan Harga BBM Eceran Seliter Rp50 Ribu

Pembakaran yang terjadi di Kota Jayapura saat aksi unjuk rasa berujung anarkhis, Kamis (29/8)/Istimewa

JAYAPURA-Warga di Kota Jayapura, Provinsi Papua, hingga Jumat siang sulit mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium, pertalite dan solar pascademo penolakan rasisme yang berujung anarkis pada Kamis (29/8).

Richard Mayor, salah satu warga Kelurahan Abepantai, Distrik Abepura, mengaku harus antri ditingkat pengecer untuk mendapat BBM jenis premium atau bensin.

"Tadi saya isi satu liter bensin eceran Rp59 ribu,"ujarnya yang mengaku membelinya  Jalan Damai, Distrik  Abepura Lelurahan Awiyou. Tepatnya dijalan Abepura Tanah Hitam. Dirinya kaget bukan main."Mau tak mau saya saya harua membelinya,"ujarnya.

Sementara itu, Unit Manager Communication, Relations & CSR Marketing Operation Region (MOR) VIII PT Pertamina (Persero), Brasto Galih Nugroho ketika dikonfirmasi soal distribusi BBM di Kota Jayapura dan sekitarnya mengakui jika sedang dihentikan sementara waktu mengingat kondisi di Ibu Kota Provinsi Papua itu kurang kondusif.

"Jadi situasinya kan kurang kondusif, makanya kami hentikan sementara waktu penyaluran dari terminal BBM, hingga situasi kembali normal," katanya lewat telepon seluler.

Brasto mengaku khawatir jika penyaluran BBM dipaksakan karena bisa berimbas pada faktor keselamatan para supir truk penyalur dan tangki BBM serta SPBU-nya.

"Kami khawatir keselamatan dari penyalur, truk tengki nya dan juga infrastruktur dan personel SPBU. Apalagi kemarin ada dua SPBU di Entrop dan Kotaraja dispenser nya dirusak oleh pendemo. Kantor kami juag yang di Argapura di rusak," katanya.

Harapannya,kata dia, jika situasi sudah kembali kondusif, penyaluran BBM segara dilakukan sehingga pemenuhan kebutuhan kepada masyarakat bisa segera teratasi.

"Kami menunggu informasi dari aparat keamanan terkait situasi dan kondisinya  untuk penyaluran BBM. Sementara ini, hanya SPBU di Sentani dekat hotel Sentani Inn yang buka, kalau di Kota Jayapura semuanya diinfokan tutup," katanya.

Brasto berharap situasi di Kota Jayapura dan sekitarnya segera pulih, sehingga aktivitas perekonomian kembali bergeliat.*