Kapolda Benarkan KKB Tidak Pernah Minta Uang Tebusan Rp 5 Milliar

Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri

JAYAPURA,wartaplus.com- Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri membenarkan bahwa Kelompok Kriminal Bersenjata pimpinan Egiaus Kogoya tak pernah meminta uang tebusan Rp 5 milliar untuk pembebasan pilot Susi Air.

“ Saya sudah sampaikan bahwa Egianus dan kelompoknya tidak pernah meminta uang (Rp 5 milliar) itu,” katanya kepada wartawan di Mapolda Papua pada Senin (10/7) pagi.

Kapolda menjelaskan bahwa pada saat pilot Susi Air disandera 07 Februari lalu, dirinya yang meminta Pemerintah Daerah Nduga untuk menyediakan dana jika sewaktu-waktu kelompok bersenjata meminta uang tebusan untuk pembebasan sang pilot.

“Yang ada adalah setelah kejadian tanggal 07 Februari, saya menggelar pertemuan dengan Penjabat Bupati, Ketua DPRD dan Kapolres Nduga di Timika untuk membahas upaya pembebasan pilot yang disandera. Sehingga saya bilang kalau mereka (KKB) meminta uang, maka pemerintah siapakan saja asal tidak lebih dari Rp 5 milliar. Karena kita ingin tidak ada dampak lain dari penyanderaan itu,” ungkapnya.

Sebelumnya, sebuah video berdurasi dua menit beredar di media sosial. Dalam video tersebut Kelompok Kriminal Bersenjata Pimpinan Egianus Kogoya membantah meminta uang tebusan sebesar Rp 5 milliar untuk pembebasan Pilot Susi Air, Philip Mark Marthens.

Egianus mengatakan bahwa pihaknya tak pernah meminta uang tebusan, namun pihaknya meminta pengakuan kemerdekaan papua.

“Itu dimuat di media bahwa Kodap III Egianus Kogoya meminta uang Rp 5 milliar, itu dari mana? Saya tidak pernah meminta uang Rp 5 milliar, tapi saya tangkap pilot ini hingga papua lepas (Merdeka-red) baru kami lepas pilot ini,” tegasnya.

“Kalian mau kasih uang Rp 5 milliar atau lebih pun kami tidak akan terima, kami igin papua lepas, bukan meminta uang. Jadi kalau ada pernyataan bahwa kami meminta uang Rp 5 milliar itu omong kosong, kami tidak pernah meminta uang,” ungkapnya.

Untuk diketahui, peyanderaan pilot susi air sudah memasuki bulan kelima. Pilot Asal Selandia Baru itu disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata Egianus Kogoya sejak 7 Februari lalu. (