NABIRE,wartaplus.com - Pasukan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya bertanggungjawab atas penembakan di Topo Nabire pada hari Jumat, 17 Oktober 2025. Mayor Aibon Kogoya dan pasukannya melakukannya sebagai serangan balasan atas operasi tempur di Intan Jaya yang menewaskan belasan warga sipil di Kampung Soanggama pada 15 Oktober 2025.
"Kami juga menyampaikan kepada semua pihak bahwa TPNPB Kodap VIII Intan Jaya dan TPNPB Kodap XXIX Somatua Intan Jaya sudah pernah menggumumkan atau memberitahukan kepada semua pihak bahwa medan perang kami ada di Nabire, jalan trans Papua,"ujar Juru Bicara TPNPB OPM Sebby Sambom dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Sabtu pagi.
Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB juga menanggapi keputusan Aner Maiseni, Bupati Intan Jaya bahwa terkait keputusan Tanggap Darurat Konflik Bersenjata yang dikeluarkan oleh pihaknya pada 13 Oktober 2025 sedikit keliru dan sudah didesain oleh pihak untuk mengerahkan pasukan militer indonesia untuk melakukan operasi tempur di Kampung Soanggama pada 15 Oktober 2025 yang telah menewaskan belasan warga sipil diantaranya terdapat seorang ibu dan orang dalam gangguan kejiwaan.
Dikatakan, terjadinya operasi tempur militer Indonesia dalam rangka pengejaran dan penyerbuan terhadap pasukan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya yang berada disana. Karena tidak ada perintah evakuasi yang jelas maka saat terjadinya penyerbuan mengakibatkan belasan warga sipil tewas ditembak mati
"Presiden Prabowo Subianto jangan cari panggung dunia selesaikan masalah Papua dan buka akses terhadap Palang Merah Internasional untuk mengunjungi Tanah Papua untuk membantu seratus ribu lebih warga sipil yang telah mengungsi di Intan Jaya, Nduga, Maybrat, Pegunungan Bintang, Yahukimo, Puncak, Puncak Jaya, Lanny Jaya dan wilayah-wilayah konflik bersenjata lainnya di Tanah Papua,"ujarnya.*