Bom Gereja Surabaya

Pemerintah dan Masyarakat Puncak Jaya Nyatakan Sikap Tolak Radikalisme

Penandatanganan Kesepakatan bersama oleh Bupati Puncak Jaya, Yuni Wonda dan jajaran Muspida, para tokoh gereja, forum lintas agama dan nusantara menolak secara tegas paham radikalisme di wilayah Puncak Jaya, berlangsung di lapangan Emaus Gidi, Kota Mulia, Minggu (27/5)/Riri

MULIA, - Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya bersama Forum Lintas Agama, Forum Solidaritas Nusantara, dan masyarakat Puncak Jaya menggelar Aksi Solidaritas dan Doa Bersama Pasca Ledakan Bom Tiga Gereja di Surabaya 13 Mei 2018 lalu. Aksi  yang dihadiri ribuan orang ini digelar di lapangan Emaus Gereja Gidi, Kota Mulia Puncak Jaya, Minggu (27/5) pagi.

Acara diawali dengan ibadah singkat dipimpin oleh Ketua Klasis GIDI, Pdt.David Murib yang kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan kesepakatan bersama menolak segala tindakan kekerasan dan aksi terorisme di seluruh wilayah Puncak Jaya. Penandatanganan oleh Bupati Puncak Jaya, Yuni Wonda, Wakil Bupati, Deynas Geley, Kapolres AKBP Indra Napitupulu, Dandim Letkol Inf.Akmil, Plt.Sekda Tumiran, perwakilan DPRD, perwakilan lintas agama, dan forum solidaritas nusantara.

Ada lima poin pernyataan sikap yang disampaikan antara lain;

Pertama, menjaga keutuhan dan solidaritas kebersamaan dalam keberagaman warga masyarakat Puncak Jaya dari 26 distrik dan 302 kampung

Kedua, menolak segala bentuk isu, provokasi, berunsur kekerasan dan ekstrim yang berniat mengadu domba menghasut dan merusak persatuan dan kesatuan, serta kebersamaan segenap warga masyarakat Puncak Jaya dengan tetap menjaga koordinasi dan komunikasi lintas sektoral, lintas agama, lintas suku dan etnis serta lintas ormas.

Ketiga, siap melawan segala bentuk kekerasan dan propaganda terorisme dengan tujuan dan bentuk apapun yang mengatasnamakan kelompok etnis agama manapun yang ingin merusak tatanan keutuhan warga masyarakat demi kota Mulia, Puncak Jaya yang aman dan damai

Keempat, bersatu padu mendukung pembangunan di kabupaten Puncak Jaya yang AMANAH (aman, mandiri dan sejahtera)

Kelima, tetap mengedepankan kepentingan umum dan persatuan kesatuan warga masyarakat diatas kepentingan pribadi atau kelompok, institusi suku, etnis, agama dalam berkontribusi dan berpartisipasi  dalam pemnbangunan Puncak Jaya dalam wadah NKRI.

Donasi

Dalam aksi ini juga dikumpulkan donasi bagi para korban bom di tiga gereja di Surabaya. Sedianya donasi yang terkumpul akan diserahkan langsung oleh perwakilan pemerintah dan gereja, kepada perwakilan keluarga korban di Surabaya.

Di awal sambutannya, Bupati Puncak Jaya, Yuni Wonda menyampaikan turut berbelasungkawa dan prihatin atas rentetan bom yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia pada dua pekan lalu. Menurut dia, aksi solidaritas yang dilakukan adalah sebagai bentuk penegasan bahwa Puncak Jaya harus aman dari segala macam ancaman terorisme, radikalisme dalam bentuk apapun.

"Dengan moto Amanah, masyarakat Puncak Jaya, kami disini tidak membedakan agama, suku, ras, keluarga, marga tetapi kami semua ada didalam bingkai NKRI," tegasnya 

Dengan demikian, lanjut Yuni, sebagai warga negara tentunya harus memiliki bentuk kepercayaan kepada Tuhan. Ada lima besar agama yang diakui di Indonesia, di Puncak Jaya mayoritas beragama kristen yang didominasi oleh jemaat GIDI lalu Katolik, kemah Injil, Baptis, GPDI dan Muslim/Islam. 

"Orang yang melakukan terorisme, ancaman intimidasi, mereka bukan manusia yang bermoral. Mereka adalah bentuk manusia yang tidak punya agama. Didalam sepuluh hukum Tuhan secara tegas dikatakan manusia dilarang untuk membunuh," ujar Yuni

Mengantisipasi masuknya kelompok radikalisme/Terorisme di wilayahnya, Yuni mengaku telah berkoordinasi  kepada pihak gereja, masjid agar dapat mengimbau jemaatnya supaya tidak boleh terlibat dalam bentuk radikalisme. 

"Kalaupun ada, negara ini merupakan negara hukum sehingga tentunya harus diproses hukum," tegasnya.

Jangan Terprovokasi

Yuni juga telah mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat melalui setiap kepala distrik, pimpinan SKPD, hingga aparat kampung dengan harapan seluruh elemen masyarakat yang ada di Puncak Jaya wajib menjaga wilayahnya masing masing.

"Kita tidak boleh terprovokasi, terpengaruh oleh oknum yang masuk ke wilayah ini, termasuk dari berita berita hoax yang menyebar di media sosial. Setiap gereja wajib menjaga halamannya masing masing," tegasnya lagi.

Bahkan, lanjut Yuni, dirinya selaku Bupati juga telah menekankan kepada para ASN agar tidak boleh terlibat paham radikalisme dalam bentuk apapun.

Sementara itu menindaklanjuti arahan Gubernur, Kapolda dan Pangdam, untuk melakukan pendataan terhadap setiap warga pendatang yang masuk ke wilayah Puncak Jaya, Yuni mengklaim pihaknya bersama DPRD, TNI Polri dan pihak terkait telah menggelar rapat. Dimana dari rapat tersebut telah dihasilkan beberapa poin kesepakatan diantaranya sepakat menolak dan siap bertanggung jawab penuh apabila ada warga masyarakat terutama dari warga nusantara yang masuk ke Mulia tanpa alasan yang jelas maka akan siap dipulangkan ke daerah asalnya.

"Bersama TNI Polri kita telah memperketat pengawasan di bandara. Siapapun yang masuk harus didata, dan melapor secara resmi ke pemerintah sehingga diketahui aktivitasnya datang kesini (Puncak Jaya) untuk apa," bebernya seranya menambahkan bahwa untuk situasi keamana di wilayah Puncak Jaya sampai saat ini masih aman dan kondusif.

"Teroris kalau kamu berani datang kesini, datang sudah. Kami tidak takut, karena hal seperti yang dilakukan teroris disini kami sudah terbiasa dengan peperangan (melawan kelompok separatis)," ujarnya

 

Turut Berbelasungkawa

Perwakilan Tokoh Gereja, Gandius Enumbi menyampaikan turut berbelasungkawa dan prihatin atas peristiwa pemboman tiga gereja di Surabaya.  

"Kami mengampuni, sebab mereka (yang melakukan pemboman) tidak apa yang mereka lakukan. Kami mengutuk keras siapa yang mengajarkan mereka (teroris) untuk melakukan pemboman itu," ucapnya.

Hal senada juga disampaikan perwakilan umat muslim, Abdul Manan. "Kami sangat prihatin, sebagai umat islam kami datang dengan rahmatan lil alamin ( mengasihi sesama umat manusia). Dalam ajaran islam tidak diajarkan untuk membunuh seperti yang dilakukan oleh para teroris itu," ucapnya prihatin. 

 

Sementara itu Ketua Komisi B DPRD, Miren Kogoya mengapresiasi apa yang telah dilakukan pemerintah dan masyarakat Puncak Jaya melalui kegiatan aksi solidaritas ini.

 

"Kami sangat mendukung penyampaian Bupati. Apapun yang dilakukan pemerintah, kami dari DPRD mendukung," ujarnya.

 

Apresiasi yang sama juga disampaikan Dandim Puncak Jaya, Letkol Inf Akmil. Menurut dia yang dilakukan pemerintah kabupaten sangat membantu tugas TNI Polri dalam menjaga situasi keamanan di wilayah yang dikenal sebagai daerah konflik di Papua ini.

"Melalui pernyataan sikap oleh seluruh elemen masyarakat puncak jaya, tentunya ini memudahkan tugas. Sehingga kami mengharapkan masyarakat dapat membantu tugas kami didalam menjaga keamanan, sehingga seluruh aktivitas pemerintahan, perekonomian, pembangunan di puncak jaya dapat berjalan aman lancar. Masyarakat jangan mudah terprovokasi," harapnya.*