Sebby Sambom : TPNPB-OPM Belum Keluarkan  Rilis, Itu Hoax Propaganda

Rilis hoax/Istimewa

JAYAPURA ,wartaplus.com - Juru Bicara Komando Nasional (Komnas) Organisasi Papua Merdeka (OPM) Sebby Sambom membantah telah mengeluarkan rilis 'Kontak Tembak di Puncak, Sebby Sambom: Dua Prajurit TPN-OPM Tewas, Puluhan Luka Tembak, Kami Minta Genjatan Senjata'. Ditegaskannya, Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM belum keluarkan rilis itu .

Jadi kami menilai bahwa ini propaganda. Kami juga baru saja menerima sms, bahwa sejak tanggal 18 -24 April 2022 TNI jaringan telekomunikasi mati di Ilaga, maka pasukan kami kesulitan mengirim laporan. Jadi Pernyataan tembak anggota TPNPB itu di ragukan,"tegasnya.

Rilis hoax yang mengatasnamakan Sebby Sambom beredar dengan judul "Kontak Tembak di Puncak, Sebby Sambom: Dua Prajurit TPN-OPM Tewas, Puluhan Luka Tembak, Kami Minta Genjatan Senjata"

Disebutkan dalam rilis yang beredar, dua orang anggota kelompok separatis Papua dikabarkan tewas dalam aksi kontak senjata dengan aparat TNI/Polri di Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, pada Sabtu (23/4). Itenus Murib (Lucky) dan Aten Kogoya (Badaki) diketahui merupakan tokoh pimpinan separatisme Kodap III Ndugama. Upaya penegakan hukum tersebut diketahui juga melukai belasan anggota kelompok separatis lainnya.

Juru Bicara kelompok separatis, Sebby Sambom dalam keterangannya mengkonfirmasi kebenaran kabar tersebut. menjelaskan bahwa rentetan kontak senjata mulai terjadi pada hari Jumat (22/4), namun peristiwa tertembaknya dua anggota separatis terjadi pada Sabtu (23/4) sore.

“Kabar dari Puncak, kontak senjata sudah mulai terjadi dari pagi buta, sampai Sabtu jam 8 malam ternyata dua orang anggota kami sudah tewas. Dalam peristiwa itu juga belasan anggota lainnya terluka dan saat ini sedang dirawat di rumah-rumah,” ujar Sebby Sambom. (25/4)

Sebby menjelaskan bahwa dua orang anggotanya yang tewas merupakan prajurit yang handal dan dapat dipercaya. Lucky Murib disebutkan adalah sniper terbaik yang dimiliki Kodap III Ndugama.

“Kami sangat kehilangan, sniper kami (Lucky) tewas dalam serangan itu,”

Sebby menjelaskan bahwa sempat dibuat panik atas kontak senjata yang terjadi secara tiba-tiba tersebut. Oleh karena itu, Sebby mengaku bahwa pasukan yang tersisa di tengah mencari tempat yang dirasa aman untuk menghindari jatuhnya korban jiwa yang lebih banyak.

“Kami sudah siap, namun dengan adanya penyerangan sehingga anggota sempat panik. Kami terpaksa mundur untuk menghindar, karena anggota sudah ada yang tewas ditambah banyak yang luka-luka,” ungkap Sebby dalam keterangannya lewat sambungan telepon.

Kami juga meminta waktu kepada pihak TNI-Polri agar untuk sementara waktu dilakukan senjata, karena kami butuh pulihkan pasukan kami, "tuturnya.