BWS Papua: 19 Ribu Kubik Sedimen dan Sampah Diangkut dari Sungai Pasca Banjir Jayapura

BWS Papua melakukan pengerukan sungai acay pasca banjir di Kota Jayapura/dok.Humas BWS Papua

JAYAPURAwartaplus.com - Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua turut ambil bagian dalam penanganan tanggap darurat pasca bencana banjir yang melanda Kota dan Kabupaten Jayapura, Jumat, 7 Januari 2022 lalu.

Sebanyak 16 unit excavator dan dumptruck dikerahkan untuk melakukan pengerukan sungai yang dipenuhi oleh sedimen dan sampah, dan menjadi penyebab terjadinya banjir selain karena curah hujan yang tinggi.

Kepala Balai Wilayah Sungai Papua, Nimbrot Rumaropen ST.MT kepada wartawan di Jayapura, Kamis (20/01) mengatakan, pengerukan sungai dilakukan di lima titik yakni sungai Acay, sungai Siborgonyi dan sungai Entrop yang berada di Kota Jayapura, lalu sungai Makanwai di kawasan Stadion Lukas Enembe, dan sungai Yahim di kompleks perumahan Gajah Mada Sentani, Kabupaten Jayapura.

"Sesuai arahan Wakil Walikota Jayapura selaku Ketua Satgas Tanggap Darurat, kami sudah laksanakan pengerukan di beberapa titik sungai yang ada di Kota Jayapura. Sedangkan di Kabupaten Jayapura di sungai Makanwai sekitar Stadion Lukas Enembe. Disini memang perlu ada peninggian tanggul untuk mencegah air meluap kedalam kawasan stadion. Serta ada permintaan dari Pemerintah Kabupaten Jayapura untuk lakukan pengerukan diengerukan perumahan gajah mada, disana kita sudah kirimkan excavator amphibi untuk buat saluran drainase yang baru, sehingga air tidak mengalir masuk ke dalam perumahan," ungkap Nimbrot.

Sedangkan untuk sungai Nimbokrang di Kabupaten Jayapura, pihaknya tidak bisa melakukan normalisasi karena ada larangan dari pemilik adat setempat.

"Kita sudah survey kesana, tapi kami minta kepastian jaminan keamanan untuk bekerja, karena ondoafi larang ada kegiatan. Memang disana sudah ada bendungan irigasi, tapi tidak berjalan baik karena adanya larangan itu," aku Nimbrot.

Kepala BWS Papua, Nimbrot Rumaropen ST.MT meninjau lokasi banjir/dok.Humas BWS Papua

Sementara itu, total sedimen dan sampah yang diangkut dari empat sungai yang dilakukan pengerukan mencapai 19 ribu meter kubik atau 6 ribu rit yang diangkut.

"Itu belum termasuk sungai sungai kecil yang kita lakukan pengerukan termasuk di perumahan gajah mada. Di sungai acay saja itu sudah dipenuhi sedimen dan sampah, kita gali dibawah tanah itu sudah penuh dengan sampah. Sehari kita bisa angkut sampai 60 rit," ujarnya.

Lebih jauh kata Nimbrot, untuk penanganan tanggap darurat pasca banjir di Kota Jayapura, lanjut Nimbrot, sesuai jadwal hingga 5 Februari. "Tapi kami diminta oleh pemerintah kota harus tuntas di akhir bulan ini," imbuhnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, akibat hujan deras yang mengguyur Kota dan Kabupaten Jayapura pada Kamis (06/01) malam hingga Jumat (07/01) pagi menyebabkan terjadinya banjir dan tanah longsor di sejumlah kawasan. 

Di kota Jayapura, banjir tidak hanya merendam rumah warga, tetap juga sejumlah fasilitas umum seperti SMA 4 Entrop , tempat ibadah termasuk objek vital Rumah Sakit Marthen Indey  dan PLTD Waena. 

Banjir terparah terjadi di pasar Youtefa Abepura, perumahan Organda Padang Bulan, SMA 4 Entrop yang memang menjadi langganan banjir tiap tahun, ketinggian air mencapai 2,5 meter. Juga di sejumlah perumahan Kotaraja dan Perumnas Waena. 

Sementara di Kabupaten Jayapura, banjir terparah terjadi di Perumahan Gajah Mada Sentani dan distrik Nimbokrang.  

Hujan juga menyebabkan tanah longsor di sejumlah titik di Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura. Sebanyak tujuh orang meninggal dunia dan empat luka luka dalam peristiwa ini. Sejumlah ruas jalan macet total akibat longsor dan pohon yang tumbang serta material lumpur yang menutupi sebagian jalan.**