Panglima TNI Beberkan Sebanyak 1.826 Prajurit di Papua Terinfeksi HIV/Aids

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa/Andi Riri

JAYAPURAwartaplus.com - Momen peringatan Hari Aids se-dunia yang jatuh pada hari ini, 1 Desember 2021, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa secara gamblang mengungkapkan bahwa seribuan prajurit TNI yang bertugas di Papua telah terinfeksi virus HIV/ Aids.

Ini disampaikannya menjawab pertanyaan wartaplus.com dalam konferensi pers yang digelar di Makodam XVII/Cenderawasih, Rabu (01/12) siang.

Jenderal Andika menyebut, selama 10 tahun terakhir sebanyak 1.826 prajurit TNI AD yang bertugas di Papua terinfeksi virus mematikan tersebut.

"Kita tidak malu untuk mengungkapkan, karena ini fakta realita yang suka tidak suka kami hadapi. Bahwa kami juga punya prajurit yang menderita HIV hingga Aids," ungkap Andika.

Adapun yang dilakukan oleh Kesatuan, lanjut Andika,  adalah memberikan pendampingan kepada yang prajurit yang terinfeksi dengan harapan dapat disiplin dalam melakukan pengobatan yang menggunakan fasilitas kesehatan Angkatan Darat.  

"Karena apa? ini penyakit menular, individu kita beritahu, keluarganya juga kita beritahu, tujuannnya adalah supaya dia (prajurit terinfeksi) bisa terus bertahan hidup. memang ada beberapa obat yang bisa membuat pasien HIV dapat bertahan hidup lebih lama, namun tidak mematikan virusnya," jelas mantan Kepala Staf TNI AD ini.

Ia menambahkan, terpenting adalah bagaimana berusaha untuk tetap mempertahankan kekebalan tubuh melalui antivirus yang digunakan.

Panglima Andika menegaskan, bahwa selaku pimpinan selalu memberikan imbauan, penekanan kepada prajurit agar menjaga pergaulan yang baik sehingga terhindar dari virus yang menular lewat hubungan sex maupun lewat jarum suntik tersebut.

"Kita selalu menyampaikan melalui Komandan Satuan agar mengingatkan para prajurit untuk jaga diri, berperilaku yang baik dalam pergaulan, karena sampai sekaran belum ada obat yang efektif sekali untuk menyembuhkan penyakit ini," kata Andika.

Sementara itu untuk mencegah penyebaran virus ini di kalangan prajurit terutama yang tergabung dalam satuan tugas non organik (prajurit kiriman dari luar Papua), Panglima menegaskan, telah dilakukan pemeriksaan secara berkala kepada mereka.

"Jadi sebelum berangkat mereka lakukan pemeriksaan kesehatan dulu, termasuk tes HIV, begitupun saat kembali dari penugasan. Memang kalau pemeriksaan kesehatan rutin iuntuk seluruh anggota idealnya sekali setahun, namun agak susah dilakukan karena terkendala anggaran," pungkas Andika.**