Perhelatan PON XX Papua Diharapkan Jadi Momentum Pemulihan Ekonomi Sektor Non Tambang

PON XX tahun 2021 di Provinsi Papua/dok.Istimewa

JAYAPURAwartaplus.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua kembali menggelar Bincang-Bincang Media (BBM) untuk edisi September 2021, pada Senin (06/09).

Kegiatan BBM yang rutin digelar setiap bulannya ini, sebagai bentuk upaya peningkatan pemahaman publik khususnya terkait kebijakan terkini Bank Indonesia dan perkembangan ekonomi di Provinsi Papua. 

BBM kali ini mengangkat tema "Pekan Olahraga Nasional (PON) Sebagai Momentum Pemulihan Ekonomi Sektor Non-Tambang".

Di Provinsi Papua pada Triwulan Il 2021 mencatatkan pertumbuhan perekonomian positif walaupun melambat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya akibat adanya penurunan kadar tembaga pada tambang bawah tanah. 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua, Naek Tigor Sinaga menjelaskan, pertumbuhan ekonomi non-tambang Papua sudah kembali positif walaupun masih dibawah pertumbuhan normalnya. 

"Namun demikian, masih terdapat beberapa sektor yang masih mengalami pertumbuhan negatif seperti pada sektor industri pengolahan, informasi komunikasi, dan jasa pendidikan. Serta beberapa sektor yang belum pulih meskipun mencatatkan pertumbuhan positif, seperti sektor transportasi dan pergudangan, akomodasi makan minum, jasa perusahaan, dan jasa Iainnya," jelasnya

Tingkat inflasi Papua pada Agustus 2021 berada pada level terendah sepanjang 3 tahun terakhir, yaitu pada angka -0,21 % (yoy). Namun demikian, perlu dilakukan upaya antisipasi pada tahun 2022, khususnya akibat adanya tahun dasar yang rendah dan juga pemulihan permintaan masyarakat. Apabila dibedah lebih dalam, deflasi dikontribusikan oleh andil 2 kelompok besar, yaitu Transportasi serta Makanan, Minuman dan Tembakau. Mengingat harga dari komoditas tersebut dapat berubah dengan cepat, monitoring dengan intensif tetap perlu dilakukan.

Terkait penyelenggaraan PON XX di Papua yang akan diselenggarakan pada 2-1 5 Oktober 2021, ungkap Tigor, dapat menjadi momentum untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi Papua, khususnya sektor non-tambang. 

Secara keseluruhan, kegiatan PON diprakirakan akan membawa peningkatan PDRB sebesar Rp 1 .281,35 M atau 0,7-1,1 persen, yang dikontribusikan oleh sektor konstruksi, perdagangan, transportasi, akomodasi & makan minum, informasi komunikasi, dan jasa Iainnya. 

"Di tengah pandemi yang masih berlangsung, pelaksanaan PON XX diperkenankan untuk melibatkan penonton secara terbatas dengan syarat telah melaksanakan vaksinasi. Hal ini tentunya memberikan peluang dalam mendorong tambahan pendapatan, utamanya bagi sektor akomodasi makan minum, perdagangan, dan transportasi," papar Tigor. 

Diperkirakan jika dapat mendatangkan penonton 10 ribu penonton domestik, maka potensi pendapatan yang dapat diterima mencapai Rp7,03 M dan tambahan Rp32,58 M untuk kedatangan 10 ribu penonton dari luar Papua.

Resiko Inflasi

Meski begitu, lanjut Tigor,  PON XX juga dapat membawa beberapa risiko salah satunya adalah risiko inflasi. PON XX yang diperkirakan melibatkan 20-25 ribu peserta tentunya berdampak terhadap peningkatan kebutuhan konsumsi di Papua. 

Merespon hal tersebut, PB PON telah melakukan antisipasi dengan mendatangkan kebutuhan pangan bagi Atlet, Official dan Panitia pelaksana akan didatangkan dari luar Papua sehingga tidak mengganggu pasokan konsumsi intra Papua. 

Selain itu, TPID juga telah menetapkan berbagai langkah strategis untuk menjaga kestabilan harga sepanjang pelaksanaan PON XX. Pelaksanaan PON XX tentunya juga diharapkan dapat membawa dampak jangka panjang yang positif bagi perekonomian Papua. 

Potensi wisata dan produk lokal Papua diharapkan dapat lebih dikenal oleh masyarakat, serta pembangunan infrastruktur dapat menjadi pemicu pembangunan ekonomi di Papua kedepannya. 

"Namun demikian, besarnya biaya pemeliharaan venue per tahun menjadi tantangan tersendiri. Sehingga demikian, perlu disusun roadmap pengembangan pariwisata atau sektor ekonomi daerah lainnya dengan mengakomodir penggunaan infrastruktur PON XX 2021," ungkap Tigor  

Pada akhir pemaparan juga dilakukan pemberian Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) Kepedulian Sosial dalam rangka Penanganan Bencana Covid-19 kepada Satuan Tugas Penanganan Covid Kota Jayapura bagi Penyintas dan Petugas Covid-19 berupa masker, hand sanitizer, susu, vitamin dan sabun cair sebanyak 195 paket. 

PSBI tersebut telah disalurkan pada 5 Agustus 2021 kepada Satuan Tugas Penanganan Covid Kota Jayapura berłempat di Rumah Sehat yang berlokasi di Kantor Lembaga Penjamin Mułu Pendidikan Kota Jayapura. 

"Harapannya dengan pemberian PSBI Kepedulian Sosial ini dapat meningkatkan kesehatan masyarakat sehingga mampu menggerakan perekonomian kembali," harap Tigor.**