JAYAPURA, wartaplus.com - Pengurus Ikatan Perempuan Atamali (IPA) periode 2025 - 2027 resmi dilantik oleh Bupati Jayapura, Yunus Wonda melalui Asisten I Bidang Pemerintahan Sekda Kabupaten Jayapura, Gilbert Yakwart, bertempat di Balai Kampung Atamali, Distrik Ebungfau, Kabupaten Jayapura, Jumat (24/10/2025). Dilantik sebagai Ketua, Hansina Nelce Ibo SE,M.Si, yang merupakan perempuan asli dari salah satu Kampung yang berada di tengah Danau Sentani tersebut.
Kepada wartaplus.com, Ketua IPA Hansina Nelce Ibo menyampaikan rasa syukurnya usai dilantik.
Menurutnya, langkah awal yang akan dilakukan adalah menyusun AD/ART. Karena organisasi perempuan ini resmi telah terdaftar di Badan Kesbangpol Kabupaten Jayapura, dan merupakan turunan dari organisasi Ikatan Perempuan Asal Sentani (IPAS).
“Puji Tuhan, secara sah kami sudah terdaftar dalam sistem pemerintahan dan secara tidak langsung program yang akan kami lakukan, akan berkesinambungan, bekerjasama dan bergandengan tangan dengan pemerintah daerah Kabupaten Jayapura,” ucap wanita yang akrab disapa Nelly ini.

Foto: Ketua IPA, Nelly Ibo saat memberikan sambutan
Ia menyebut, salah satu program prioritas yaitu dalam bidang olahraga khususnya di cabang olahraga dayung terutama dayung putri. Kita ketahui tim dayung putri Papua telah mengukir banyak prestasi di ajang nasional seperti PON.
“Kami sudah banyak menyumbang piala piala baik emas, perak dan perunggu di ajang ajang pertandingan nasional seperti PON” ujarnya.
“Jadi prioritas kami bagaimana bersinergi dengan pemerintah untuk mencari lagi bibit unggul dari kampung Atamali, terlebih khusus di kabupaten Jayapura, sehingga dengan begitu kami turut mendukung program pemerintah kabupaten Jayapura di bidang peningkatan olahraga” sambungnya.
Selain fokus pada bidang olahraga, organisasi Ikatan Perempuan Atamali juga akan mengembangkan sejumlah program lainnya diantaranya bidang pendidikan, lingkungan, dan ekonomi keluarga. Salah satu perhatian utama mereka adalah upaya meningkatkan taraf pendidikan di Kampung Atamali.
Menurut Nelly Ibo selama ini pendidikan di kampung tersebut masih sangat terbatas. “Dulu di Kampung Atamali sempat ada sekolah, namun terpaksa ditutup karena kekurangan guru dan fasilitas yang tidak memadai. Sekarang anak-anak harus bersekolah di kampung sebelah yang hanya bisa dijangkau dengan perahu. Kadang, kalau tidak ada perahu, mereka sampai harus berenang untuk bisa ke sekolah. Itu tentu sangat berisiko,” ungkapnya.
Melihat kondisi tersebut, pihaknya berinisiatif membuka program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai langkah awal kebangkitan pendidikan di kampung itu.
Ia berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian dan dukungan, baik dalam bentuk fasilitas maupun tenaga pendidik.
Di bidang lingkungan hidup, Ikatan Perempuan Atamali juga menyiapkan program sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan. Nelly menekankan pentingnya mengubah kebiasaan membuang sampah sembarangan, terutama ke danau yang menjadi sumber kehidupan warga.
“Kami ingin masyarakat memahami bahwa sampah, terutama plastik, yang dibuang ke danau bisa merusak ekosistem dan mengancam kesehatan,” harapnya.

Selain pendidikan dan lingkungan, peningkatan ekonomi keluarga juga menjadi fokus utama. Banyak perempuan di Kampung Atamali yang menggantungkan hidup dari hasil kebun.
Nelly mengatakan, pihaknya berencana membantu memasarkan hasil kebun tersebut agar bisa memberikan nilai ekonomi lebih. “Kami sudah berkoordinasi dengan Balai Pertanian agar para perempuan Atamali bisa dilibatkan dalam program pelatihan terkait cara bercocok tanam yang baik, hingga proses produksi dan pemasaran hasil kebun,” ujarnya.
Melalui berbagai program ini, Nelly berharap organisasi yang dipimpinnya dapat menjadi jembatan bagi para perempuan Atamali untuk berkembang sesuai potensi masing-masing.
“Kami ingin perempuan Atamali menjadi perempuan hebat, baik sebagai pengusaha, PNS, politisi, maupun profesi lainnya. Perempuan harus bisa tampil di depan dan sejajar dengan laki-laki,” tegasnya.
Ia juga optimistis bahwa Kampung Atamali suatu hari nanti dapat menjadi kampung percontohan yang melahirkan banyak perempuan tangguh dan berprestasi. “Tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha dan saling mendukung,” tutupnya.**