Christian Sohilait Imbau Para Guru Menjaga Ucapan Kepada Anak Didiknya

Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua, Christian Sohilait/Andi Riri

JAYAPURAwartaplus.com – Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua, Christian Sohilait mengimbau kepada semua tenaga pengajar (guru) di bumi cenderawasih agar selalu berhati hati dalam berucap terutama kepada anak didiknya. Ini untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan dan berdampak luas di masyarakat.

Imbauan disampaikan Sohilait menyusul aksi demo dan pemalangan sekolah yang dilakukan puluhan siswa SMP dan SMA Santo Antonio Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin (9/3). Para siswa memprotes ujaran penghinaan yang dilakukan oknum guru kepada siswa saat kegiatan Pramuka, Sabtu (7/3) pekan lalu.

"Sebenarnya saya kira tidak perlu ada imbauan kepada para guru. Sebab konflik akibat ujaran penghinaan sudah pernah terjadi, (kasus wamena dan surabaya) " ujar Sohilait kepada pers di Jayapura, Senin (9/3).

Dirinya menyayangkan perbuatan yang dilakukan oknum guru berinisial MU tersebut, apalagi saat ini di Provinsi Papua akan memasuki ujian akhir sekolah.

“Karena itu, saya imbau guru agar hati-hati dengan ucapan, kata-kata atau tulisan. Sebab bisa berdampak buruk ketika tidak dikontrol,” imbaunya

Terkait aksi pemalangan dan demo siswa, mantan Sekda Lanny Jaya ini mengaku dirinya telah berkoordinasi dengan pihak Polres Jayapura. 

“Kami sudah berkoordinasi, dan saya sudah ambil langkah dengan meminta Kapolres mengamankan dulu oknum guru itu. Lalu pemalangan dibuka dan sudah terbuka siang harinya. Dan yang utama adalah telah bersepakat antara murid dan para guru di sekolah itu dengan akan membawa masalah ini jalur hukum,” ungkap Sohilait

Dirinya juga telah meminta pihak yayasan untuk menyampaikan kronologi lengkap terkait perkataan hinaan yang dilontarkan oknum guru itu. 

Oleh karenanya, dia berharap warga Kabupaten Jayapura bahkan seluruh Papua, agar tak memperkeruh situasi dengan komentar-komentar yang dapat memicu konflik.

“Sebab saya pikir Papua pernah punya pengalaman (dengan ujaraan penghinaan yang membuat situasi Papua kacau). Makanya wartawan pun (saya minta) hati-hati dalam menyampaikan pemberitaan jangan sampai jadi masalah besar,” pesannya.**