Wakil Menteri PUPR Kunjungi Pasar Wouma Wamena

(ke dua dari kiri) Wakil Menteri (Wamen) Pekerkaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jhon Wempi Wetipo saat berada di Wamena/Roy

WAMENA-Wakil Menteri (Wamen) Pekerkaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jhon Wempi Wetipo mengunjungi Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Kami (5/12/2019).

Dalam kunjungan tersebut, Wetipo mendatangi Pasar Wouma yang sudah direkontruksi, STISIP Yapis Wamena dan melakukan pertemuan dengan pengusaha lokal. Ia memastikan proses rekontruksi 403 unit Ruko akan segera berjalan dengan pelaksanaannya dilakukan oleh pengusaha lokal yang dikoordinir oleh Gapensi.

"Sesuai dengan arahan pak presiden dan menteri, kita harapkan keterlibatan pengusaha putra daerah itu agar mereka dapat manfaat dari apa yang dikerjakan PUPR," ujar Wetipo. Menurut dia, skema pengerjaan tersebut telah disepakati dalam pertemuan tersebut dan segera dilaporkan kepada Menteri PUPR.

Wetipo memandang skema yang disepakati teraebut merupakan solusi agar proses rekontruksi cepat dilakukan karena presiden telah menargetkan pengerjaannya rampung pada April 2020.

"Mudah-mudahan mereka (pengusaha asli Papua) bisa bangun dulu nanti diaudit yang hasilnya akan menjadi dasar untuk kita bayarkan. Gapensi akan mendiskusikan hal ini, tapi mereka minta kalau bisa ada SPK sementara untuk menjadi dasar mereka bisa bekerja," kata dia.

Selain itu, Wetipo mengakui bila Pasar Wouma yang sudah dibangun ulang belum dapat difungsikan. Hal tersebut dikarenakan para pedagang masih belum mau kembali beraktifitas di lokasi teraebut.

"Sesuai janji presiden, pekerjaan Pasar Wouma dikerjakan tuntas dalam 14 hari. Hanya masyarakat belum bisa gunakan karena didepan pasar, ruko-ruko yang terbakar itu belum dibangun atau dirapikan sehingga membuat masyarakat masih trauma," tutur Wetipo.

Sementara Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Papua Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Cornelis Sagrim, menjelaskan bila rekontruksi sejumlah bangunan di Wamena pascarusuh 23 September lalu, belum berjalan karena berbagai sebab.

Menurut dia, sebelumnya proses rekontruksi belum tahu dikerjakan oleh siapa karena bangak kerusakan terhadap properti pribadi. "Setelah ada kunjungan presiden baru dipastikan oleh Kementerian PUPR dan dilakukan pengusaha lokal," terangnya.

Namun setelah ada kesepakatan dengan Gapensi, kini Kementerian PUPR masih butuh pendataan kontraktor dari Gapensi dan juga petunjuk teknis tentang pelaksanaan proses rekontruksi tersebut.

Meski dari Gapensi masih meminta rencana anggaran biaya (RAB) proyek, namun ia menganggap hal tersebut tidak akan menghalangi berjalannya pekerjaan. "RAB itu sambil berjalan secara paralel tapi fisiknya sambil berjalan supaya cepat dikerjakan," kata Sagrim

Sementara Ketua Gapensi Jayawijaya, Fred Hubi menyatakan anggotanya siap menerima kepercayaan yang diberikan pemerintah dalam proses rekontruksi bangunan di Wamena. Sebagai putra asli Jayawijaya, ia menginginkan dampak kerusuhan si Wamena dapat segera hilang dan bangunan baru segera berdiri.

"Rekrontruksi ini harus cepat selesai supaya wajah Wamena bisa cepat kembali dan kami mengapresiasi pemerintah bahwa anak asli Wamena diberi porsi lebih karena pembangunan 403 ruko ini semuanya diserahkan ke pengusaha asli Papua," kata dia. Fred mengakui dari sisi permodalam tidak semua pengusaha lokal memilikinya.

Namun Gapensi telah menggandeng beberapa pihak yang bisa membantu mengatasi masalah tersebut."Untuk modal kerja, Gapensi Jayawijaya sudah bekerjasama dengan pengusaha Raja Sibarani dan Koperasi Gapensi, mereka akan membantu kami dari segi pembiayaan yang menyangkut material maupun modal," tutur dia.

Mengenai batas waktu yang diberikan Preiden Joko Widodo, ia yakin bila hal tersebur bisa dipenuhi.Menurut dia, yang akan mengerjakan pembangunan 403 unit Ruko bukan hanya pengusaha asli Papua, tetapi juga kontraktor dari daerah lain yang memang tinggal di Jayawijaya. "Anggota Gapensi Jayawijaya lebih dari 350 kontraktor, kalau satu pengusaha dapat satu Ruko maka satu bulan pekerjaan ini selesai," kata Fred.*