Triwulan III 2019, Perekonomian Papua Alami Kontraksi

Kepala Bidang Nerwilis BPS Provinsi Papua, Eko Mardiana saat merilis data perkembangan pertumbuhan ekonomi Papua / Djarwo

JAYAPURA - Perekonomian Papua mengalami kontraksi secara year-on-year (y-o-y) di triwulan III 2019 jika dibandingkan dengan triwulan III 2018. Di triwulan III 2019 ini pertumbuhan perekonomian Papua sebesar -15,11 persen. 

Besarnya kontraksi ini terutama disebabkan oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang mengalami penurunan produksi yang cukup dalam hingga mencapai -38,31 persen.

"Penurunan ini disebabkan karena turunnya produksi biji logam PT. Freeport di Papua. Berkurangnya produksi tersebut sudah terjadi sejak triwulan I 2019 hingga triwulan III 2019 ini," ujar Kepala Bidang Nerwilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua, Eko Mardiana, dalam keterangan pers, Selasa (5/11).

Lanjut katanya, selain pertambangan dan penggalian, kategori yang mengalami pertumbuhan negatif lainnya adalah kategori pertanian, kehutanan dan perikanan, industri pengolahan, dan kategori pengadaan air serta pengelolaan sampah limbah dan daur ulang.

Sementara itu, triwulan III (y-o-y) sebagian besar kategori mengalami pertumbuhan positif dengan pertumbuhan tertinggi pada kategori administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 9,03 persen disusul pendidikan sebesar 8,64 persen dan tarnsportasi pergudangan sebesar 7,80 persen.

"Perekonomian Papua triwulan III 2019 tetap mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-t-q) sebesar 13,90 persen," jelasnya.

Tambahnya, hal tersebut disebabkan karena secara triwulanan terjadi peningkatan yang signifikan pada produksi biji logam. Sementara dari sisi pengeluaran dicapai oleh komponen impor luar negeri yang meningkat signifikan yaitu sebesar 27,47 persen.**