Momen Ramadan dan Lebaran Pengaruhi Inflasi Papua

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Joko Supratikto (kiri) saat menggelar konferensi pers / Djarwo

JAYAPURA - Hingga April 2019 tingkat inflasi di Papua relatif stabil dengan realisasi inflasi sebesar 0,12 persen (mtm) atau secara tahunan sebesar 3,97 persen (yoy) dan secara tahun berjalan sebesar 0,00 persen.

Penyumbang inflasi berasal dari kelompok komoditas, kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan juga kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau.

Stabilnya tingkat inflasi hingga April 2019 tersebut dapat terganggu di Mei hingga Juni 2019 karena adanya momen Ramadan dan perayaan Idul Fitri 1440 H atau hari raya lebaran.

"Berdasarkan pantauan data harga komoditas di pusat informasi Harga Pangan Strategis Nasional hingga 23 Mei 2019, terdapat beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga secara signifikan dibandingkan April 2019 yakni bawang merah (69,97 persen), bawang putih (50,71 persen) dan telur ayam ras (3,95 persen)," ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Joko Supratikto dalam keterangan persnya, Jumat (24/5).

Pihaknya memperkirakan Papua akan mengalami inflasi bulanan yang lebih tinggi pada Mei maupun Juni 2019 dibandingkan dengan April 2019.

"Sejumlah faktor seperti peningkatan permintaan bahan makanan, angkutan jelang lebaran, kondisi cuaca yang tidak menentu dan kenaikan tarif pengiriman barang berpotensi menyebabkan inflasi pada Mei dan Juni," jelasnya.

Joko menambahkan, pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk bisa mengendalikan dan menekan laju inflasi tersebut. Salah satunya dengan menggelar pasar murah dan operasi pasar menjelang perayaan lebaran. Pasar murah ini sudah berjalan sejak 20 hingga 21 Mei lalu. *