Dewan Adat Papua Gelar Musdat I Pegunungan Arfak

Dewan adat Papua kabupaten Pegunungan Arfak melaksanakan musdat I Pegaf tahun 2019, yang langsung dibuka oleh staf ahli gubernur, Roberth Rumbekwan, Kamis (11/4)/Albert

PEGAF- Dewan Adat Papua (DAP) Kabupaten Pegunungan Arfak melaksanakan musyawarah adat (Musdat) ke I tahun 2019. Terlaksananya Musdat Arfak I untuk menjaga harkat dan martabat suku besar Arfak.

Ketua panitia Musdat dalam laporannya mengatakan kalau  musdat pertama kali ini terlaksana atas bantuan Pemprov Papua Barat dengan dana sebesar Rp 400 juta, dan Pemda Pegaf sebesar Rp 300 juta, ditambah bantuan dari pejabat Pegaf lainnya.

Ketua DAP Wilayah Pegaf, Goliat Maggesuk mengatakan bahwa saat ini musdat dilaksanakan atas kesepakatan bersama, sebab musdat I Pegaf ini terlaksana untuk kepentingan masyarakat adat Pegaf ke depannya.

Ditegaskan Goliat bahwa musdat ini bukan untuk kepentingan politik, melainkan mengangkat kembali harkat martabat masyarakat adat Pegaf untuk dikumpulkan dalam satu wadah organisasi adat.

Di samping itu, musdat ini juga sangat berarti bagi kepentingan adat di pemerintah, agama dan masyarakat Pegaf ke depannya.

"Musdat bukan kepentingan DAP dan juga bukan kepentingan politik. Sebab inilah musdat pertama kali dilaksanakan untuk menjaga adat suku Arfak," kata Goliat.

Menurut Goliat, sebagai anak adat Arfak tentu melaksanakan musdat untuk membicarakan tentang adat Arfak saat ini dan ke depannya.

Kata dia, suatu adat yang dibicarakan di luar adat bukan kepentingan bersama, namun menyangkut adat harus dibicarakan dalam forum seperti ini.

Oleh karenanya sebagai anak adat harus tauh adat, sebab kegiatan ini bukan karena terpaksa dari panitia, tetapi anak-anak adat yang mengundang.

"Lewat musdat ini kita bicarakan adat yang baik dipakai, sedangkan yang tidak baik jangan dipakai. Jadi, musdat ini harus menghasilkan sesuatu yang bermakna untuk ke depannya" ungkap Goliat.

Dengan demikian dewan adat Pegaf berharap peserta yang diundang lewat musdat ini agar tidak membawa persoalan pribadi, kelompok tertentu, namun membicarakan masalah adat suku Arfak yang lebih baik mencerminkan masa depan adat.

Bupati Pegaf Yosias Saroy dalam sambutan mengatakan, lewat musdat ini mengingatkan kembali masyarakat tentang sejarah adat Arfak. Sebab adat lebih ada sejak awal sebelum masuk agama dan pemerintah.

Oleh karena itu, Yosias berharap tiga tungku adat, agama dan pemerintah seperti ini harus berjalan sama-sama membangun Pegaf.

Satu hal yang diingatkan Yosias adalah peran adat sangat penting, maka lewat musdat ini agar membicarakan hak-hak adat seperti SDA dan batas wilayah, sebab inilah tugas dewan adat.

Setelah memberikan sambutan, gubernur Papua Barat diwakilkan kepada Staf Ahli Gubernur Roberth Rumbekwan untuk membuka acara musdat I Pegaf yang berlangsung di ruang pertemuan DPRD Pegaf, Kamis (11/4).

Hadir dalam acara musdat itu yakni unsusr muspida, tokoh agama, perempuan, pemuda, bupati, wakil bupati Pegaf, ketua STIH Manokwari, DPR fraksi otsus dan MRP serta Ketua DAP Doberay. *