Karena Hal Ini Pertumbuhan Ekonomi Papua Triwulan IV 2018 Alami Penurunan

Kepala Perwakilan BI Papua, Joko Supratikto memberikan paparan pada acara Diseminasi Bersama Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Februari 2019 di Jayapura, Senin (7/4)/Andi Riri

JAYAPURA - Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua mencatat terjadi penurunan kinerja perekonomian Papua pada Triwulan IV 2018, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan IV 2018 terkontraksi sebesar - 17,80 persen (year on year), ini menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 6,35 persen (yoy).

Kepala Perwakilan BI Papua, Joko Supratikto dalam siaran persnya, Senin (8/4) menyebutkan penurunan terjadi akibat mulai menurunnya produksi tambang terbesar di Papua yang telah memasuki fase akhir pertambangan terbuka, serta sejalan dengan proses transisi dari pertambangan terbuka ke pertambangan bawah tanah.

Untuk pertumbuhan ekonomi secara tahunan pada 2018, ungkap Joko, mengalami pertumbuhan yang relatif tinggi sebesar 7,33 persen (yoy). Ini lebih tinggi dibandingkan dengan 2017 yang tumbuh sebesar 4,64 persen (yoy).

"Dari sisi lapangan usaha (LU), kinerja ekonomi Papua pada triwulan IV 2018 ditopang oleh LU kontruksi di tengah menurunnya LU pertambangan dan penggalian,"ujar Joko

Untuk keseluruhan 2018, kinerja LU pertambangan yang tinggi sejalkan dengan mulai memasukinya tahap akhir pertambangan terbuka grasberg yang memiliki kualitas bijih yang lebih baik sehingga memiliki kandungan konsentrat yang tinggi.

"Sedangkan pada 2017, LU pertambangan tumbuh rendah akibat berbagai masalah operasional,"terangnya.

Dari sisi pengeluaran, pada triwulan IV 2018, peningkatan konsumsi rumah tanga dan investasi masih menjadi sumber pertumbuhan terbesar di tengah penurunan ekspor luar negeri Papua yang terkontraksi cukup dalam.

"Secara keseluruhan 2018, ekspor luarn negeri tumbuh tinggi mencapai 39,59 persen (yoy) sebagai dampak tingginya produksi tambang tembaga sepanjang 2018," jelas Joko.

Sementara itu, memasuki triwulan I 2019, pertumbuhan ekonomi Papua diperkirakan masih akan mengalami kontraksi, namun tidak sedalam kontraksi yang terjadi pada triwulan IV 2018

"Dari sisi pengeluaran, perlambatan ekonomi disebabkan oleh normalisasi permintaan pasca berakhirnya periode HBKN. Sedangkan dari sisi LU, ditengarai penurunan kinerja pertambangan akan menyebabkan perlambatan ekonomi akibat dari mulai habisnya cadangan bijih tembaga di tambang terbuka Grasberg," jelasnya lagi.

Sedangkan tambang bawah tanah, lanjut Joko, masih belum optimal berproduksi.