Maret 2019, Nilai Tukar Petani di Papua Alami Kenaikan

Kepala Bidang Statistik Distribusi, Bambang Wahyu Ponco Aji / Djarwo

JAYAPURA - Periode Maret 2019, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Papua naik 0,81 persen dengan indeks NTP sebesar 91,61. Kenaikan terjadi karena perubahan indeks harga yang diterima petani lebih besar dari indeks harga yang dibayar petani.

Diungkapkan Kepala Bidang Statistik Distribusi, Bambang Wahyu Ponco Aji dalam rilis bulanannya, Senin (01/05), terdapat 5 NTP subsektor pada periode Maret 2019.

"NTP subsektor tanaman pangan sebesar 83,99, Holtikultura sebesar 84,93, tanaman perkebunan rakyat 103,02, peternakan 103,57 dan subsektor perikanan sebesar 99,74," jelas Bambang.

Sementara itu kata dia, NTP Nasional per Maret 2019 mengalami penurunan 0,21 persen atau sebesar 102,73.

"Secara nasional, inflasi perdesaan tertinggi terjadi di DKI Jakarta yaitu sebesar 0,98 persen dan deflasi terbesar terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam yaitu turun sebesar -0,68 persen," ungkapnya.

Sedangkan, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Papua tercatat juga mengalami kenaikan sebesar 0,51 persen. Menurut subsektor tanaman ada NTP Tanaman Pangan naik 0,42 persen, holtikultura naik 1,65 persen, tanaman perkebunan rakyat naik 0,25 persen, peternakan turun 0,18 persen dan perikanan naik 0,20 persen.

Angkutan Udara Masih Jadi Pemicu Inflasi Kota Jayapura

Hasil pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua selama Maret 2019 menunjukkan bahwa di Kota Jayapura terjadi inflasi sebesar 0,26 persen. Kondisi tersebut berbeda dengan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,03 persen.

Bambang menjelaskan jika ada beberapa faktor pemicu terjadinya inflasi di Kota Jayapura. Di antaranya, kenaikan harga dengan besaran andil pada angkutan udara sebesar 0,228 persen, ikan ekor kuning 0,154 persen, ikan cakalang 0,077 persen, cabai merah 0,012 persen, shampo 0,007 persen, emas perhiasan 0,006 persen, mie kering instant 0,004 persen ikan kawalina 0,004 persen, telur ayam ras 0,003 persen, ikan mumar 0,003 persen dan beberapa komoditas dominan lainnya.

"Secara umum, inflasi tersebut masih didominasi oleh pengaruh penurunan harga pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang memberikan andil 0,23 persen terhadap total inflasi di Kota Jayapura," jelas Bambang.

Lebih lanjut katanya, perkembangan inflasi di Kota Jayapura pada tahun berjalan Maret 2019 mencapai 0,49 persen.

"Pencapaian ini lebih rendah dan terkendali dibandingkan Maret 2019 yang sebesar 2,03 persen," ungkapnya.

Sementara itu, inflasi year on year (yoy) Maret 2019 sebesar 5,10 persen dan relatif lebih tinggi dibandingkan yoy Maret 2019 sebesar 4,18 persen. *