75 dari 97 Korban Bencana Banjir Bandang Teridentifikasi Tim DVI Polda Papua

Peti Jenazah yang disiapkan di RS Bhayangkara Jayapura/Cholid

JAYAPURA  – Hingga Minggu (24/3) malam, Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Bhayangkara Polda Papua berhasil mengidentifikasi 75 jenazah dari 97 kantong korban yang diterima pascamusibah banjir bandang di Sentani Kabupaten Jayapura, sepekan lalu.

Akumulasi jumLah ini, setelah Tim DVI berhasil mengidentifikasi 4 jenazah lagi, berdasarkan pencocokan ciri-ciri korban dengan keterangan yang disampaikan pihak keluarganya, pada Minggu kemarin. Empat orang ini yakni Randi Wakur (7 bulan), Alki Imanuel Werinusa (2,5 bulan), Martha Sokoi (7), dan Glori Wanimbo (1).

Sementara 22 jenazah lagi masih dalam proses identifikasi melalui data primer, yaitu berdasarkan sidik jari korban yang mungkin sudah terekam di KTP Elektronik atau data rekam medis yang dimilikinya. Selain itu, data sekunder yakni data ciri-ciri korban yang dicocokkan dengan keterangan dari pihak keluarga korban, atau pun benda identik yang melekat pada tubuh korban.

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Papua, Kombes Pol dr.Ramon Amiman di RS Bhayangkara Jayapura, Minggu malam, mengatakan, pihaknya masih terus melakukan proses identifikasi, meskipun Senin (25/3) ini, beberapa dokter forensik yang didatangkan, bertolak kembali ke Jakarta.

“Sementara 4 dokter dari Polda Papua dengan dibantu seorang dokter forensiK yang juga dosen di Uncen, akan terus melakukan proses identifikasi sampai tuntas. Untuk 22 Jenazah ini kami akan ambil sampel dari bagian tubuhnya untuk dibawa ke Jakarta guna test DNA,” kata Ramon menjelaskan antasisipasi pihaknya, apabila pemerintah bersama pihak keluarga korban mengambil kebijakan terakhir, yaitu memakamkan secara massal para korban banjir bandang itu.

Sementara itu Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal menegaskan, pihaknya akan terus berupaya memberikan pelayanan maksimal kepada pihak keluarga korban, melalui penanganan jenazah korban oleh Tim DVI.

“Ada 166 laporan antemortem (pihak keluarga korban) kepada kami. Namun sebagian yang dilaporkan itu ada yang ditemukan masih hidup, namun pihak keluarga itu mungkin lupa melaporkannya kembali kepada kami,” ungkapnya.

Kamal menghimbau kepada masyarakat yang ada dalam 166 laporan itu agar memberitahukan kepada kepolisian apabila anggota keluarganya telah ditemukan dalam keadaan selamat.

Ketika disinggung soal pemakaman massal 22 korban yang belum teridentifikasi, Kamal menegaskan pihaknya pasti dapat mengidentifikasi korban melalui jalan terakhir, yakni Test DNA.

 “Dengan mencocokkan DNA korban dengan salah satu anggota keluarganya. Pemakaman massal tidak menjadi masalah serius, karena semua jenazah diberikan nomor sesuai petinya. Apabila ada klaim dari pihak keluarganya, maka data dari sampel DNA korban itulah kita cocokkan dengan si pelapor,” jelas Kamal seraya mengatakan Test DNA itu penting untuk ahli waris dari santunan yang diberikan pemerintah di kemudian hari. *