JAYAPURA,wartaplus.com - Pembakaran Mahkota Cenderawasih" merujuk pada kontroversi terkini di Papua, Indonesia, di mana Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua melakukan pemusnahan barang bukti berupa mahkota dan opset (kulit burung mati) burung cenderawasih dengan cara dibakar pada 20 Oktober 2025.
Aksi ini merupakan bagian dari operasi penertiban terhadap perdagangan ilegal satwa dilindungi, tetapi memicu gelombang protes karena dianggap melecehkan nilai budaya dan adat masyarakat Papua.
Permintaan maaf juga dilakukan dalam keterangan tertulis yang, Kamis (22/10/2025), Kepala BBKSDA Papua, Johny Santoso Silaban menyampaikan permohonan maaf yang tulus atas tindakan pemusnahan Cenderawasih opset dan mahkota burung Cenderawasih.
Namun, aksi pembakaran memicu demo, protes dimana-mana termasuk Presiden United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda dengan tegas mengatakan membakar bulu Cenderawasih di Papua Barat merupakan serangan terhadap warisan seluruh Nugini, Papua Nugini, dan Papua Barat.
"Cenderawasih adalah bagian dari budaya bersama kita, dari Sorong hingga Samarai. Orang Papua Barat tidak hanya menghadapi genosida dan ekosida, tetapi juga perampasan dan perusakan budaya,"kata dia di aku X miliknya.*

