Gubernur Soedarmo: Partisipasi Pemilih di Kota Jayapura Hanya 20 Persen

Penjabat Gubernur Papua, Soedarmo saat meninjau pelaksanaan pemungutan suara di salah satu TPS di kawasan Abe Pantai Kota Jayapra, Rabu (27/6)/Andi Riri

JAYAPURA, - Penjabat Gubernur Papua, Soedarmo bersama jajaran Forkopimda dan Kota Jayapura memantau langsung pelaksanaan pemungutan suara Pilkada Gubernur Wakil Gubernur Papua di sejumlah TPS di wilayah Kota Jayapura, termasuk Lapas Abepura, Rabu (27/6).

Dari hasil pantauan tersebut, Gubernur Soedarmo menyayangkan kurangnya partisipasi warga untuk datang ke TPS guna menyalurkan hak suaranya dalam memilih pemimpin Papua untuk lima tahun ke depan.

"Saya sudah kunjungi beberapa TPS. Dari jumlah DPT yang ada hingga pukul 11.30 WIT tadi, rata rata partisipasi pemilih cuma 20 persen. Kalau kita tanya petugas yang ada di situ, ternyata ada tidak sinkronnya antara orang yang ada di DPT yang tadinya sudah mulai coklit (pencocokan penelitian) oleh KPUD yang selanjutnya dilaporkan kepada KPU Pusat lalu turun DPT. Nah ini, antara daftar nama di DPT dengan hasil coklit yang tidak sama.  Misalnya mereka yang tinggal di RT A, setelah keluar DPT dari KPU pusat bisa terdaftar DPT di RT B. Tentunya ini sangat berpengaruh terhadap partisipasi pemilih," ungkap Soedarmo yang didampingi Pangdam Cenderawasih, Mayjen TNI George Elnadus Supit, Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar.

Ditanya apakah kondisi ini akibat kinerja penyelenggara yang tidak maksimal? Soedarmo enggan menjawab. "Nanti nilai sendirilah," kilahnya.

Nduga Ditunda

Sementara itu terkait pilkada serentak di kabupaten Nduga yang terancam ditunda karena alasan keamanan yang kurang kondusif, Soedarmo memastikan bahwa hari ini kabupaten tersebut tidak dapat melaksanakan pemungutan suara sehingga harus ditunda hingga batas waktu yang belum dapat ditentukan.

"Kalau untuk Nduga sementara yang dilaporkan oleh KPU provinsi atas perintah KPU RI agar memberhentikan sementara KPUD Nduga, dan pelaksanaan pilgub diambil alih oleh KPU Provinsi, tapi hingga sekarang KPUD Provinsi belum tiba di Nduga, jadi dimungkinan bisa mundur," tegasnya.

Diungkapkan Soedarmo,selain karena anggota KPU Provinsi yang belum tiba di Nduga, pemungutan suara dipastikan ditunda karena tidak ada masyarakat yang mau memilih. Hal ini setelah adanya penembakan KKSB di bandara Kenyam, dimana masyarakat setempat masih trauma dan memilih untuk lari ke hutan.

Untuk sejumlah kabupaten yang dianggap rawan konflik pilkada seperti kabupaten Puncak, Mimika, Jayawijaya, Soedarmo mengaku hingga sore ini berdasarkan laporan yang diterimanya masih berjalan aman dan lancar, termasuk kabupaten yang masih menggunakan sistem noken.

PAM TPS Siaga

Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar menambahkan, terkait situasi keamanan sampai saat aparat keamanan masih berada di setiap TPS

"Petugas PAM TPS belum meninggalkan tempat, pada prinsipnya untuk TPS harus selesai hari ini dan dibawa ke PPD, dan di rekap di setiap kabupaten kota, kita tunggu waktu itu," tegasnya.

Lanjut kata Boy, pihaknya akan tetap mengawal logistik yang belum di distribusi, semisal kabupaten Nduga.

Disinggung terkait penembakan yang kembali terjadi di kenyam ibukota kabupaten Nduga, Boy membenarkan. Menurutnya memang terdengar 6 kali bunyi tembakan dari arah yang cukup jauh.

"Kami bersama TNI masih terus melakukan pengejaran. Disinyalir kuat penembaknya itu lebih dari 10 orang,"sebutnya.*