Taklukkan Inflasi yang Tinggi, Ini Upaya yang dilakukan KPwBI Papua dan Pemerintah Papua Selatan

Kepala KPwBI Papua, Faturachman saat bertemu Pj Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo/Humas BI Papua

MERAUKE, wartaplus.com - Dalam rangka mendukung stabilisasi inflasi di Papua Selatan (Papsel), upaya pengendalian inflasi terus diperkuat oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua (KPw BI Papua) bersinergi dengan Pemerintah Provinsi/Kabupaten, Bulog, universitas, dan berbagai instansi terkait lainnya.

Sinergi yang kuat dibutuhkan sehubungan tingkat inflasi Kota Merauke yang tercatat mencapai 4,61% (yoy, per Februari 2024), jauh di atas angka inflasi nasional sebesar 2,75%.

KPwBI Papua pada tanggal 25-26 Maret 2024 berkoordinasi dengan Pemprov Papsel, Pemkab Merauke, Universitas Musamus, dan kelompok tani, melakukan serangkaian ikhtiar bersama untuk menaklukan inflasi Provinsi Papsel yang hingga saat ini tergolong tinggi secara nasional.

Dikutip dari rilis Humas KPwBI Papua, rangkaian kegiatan pengendalian inflasi dimulai dari Senin, 25 Maret 2024 melalui kegiatan GPM (Gerakan Pangan Murah), dengan menyalurkan pangan strategis dengan harga terjangkau bagi masyarakat Merauke dan sekitarnya.

"Dalam setahun, direncanakan akan dilaksanakan sebanyak 6 (enam) kali GPM terutama pada periode HBKN di Merauke. Sebagai respon kenaikan harga beras, GPM kali ini menyalurkan beras sebanyak 30 ton.

Di sisi lain, sebagai upaya peningkatan produksi dan pengembangan pupuk alternatif, diselenggarakan capacity building pembuatan pupuk organik kepada kelompok tani  padi dan hortikultura.

Capacity building dilaksanakan di SMK Negeri 5 Merauke yang dilaksanakan selama dua hari diharapkan dapat membekali petani dengan wawasan dan skill penunjang dalam membuat pupuk organik secara mandiri.

Di hari yang sama Tim Bank Indonesia berdiskusi secara langsung dengan Pj Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo dan Pj. Sekda Papua Selatan, Maddaremmeng terkait pengendalian inflasi di Papua Selatan.

Topik diskusi terkait fokus lima komoditas yang secara historis dalam lima tahun terakhir baik dari sumbangannya terhadap inflasi maupun frekuensi kemunculan.

Lima komoditas tersebut masing-masing: (i) cabai rawit, (ii) bawang merah, (iii) kangkung, (iv) daging ayam ras, (v) beras.
Pada tanggal 26 Maret 2024, KPw BI Papua juga memberikan kuliah umum kepada dosen dan mahasiswa/i 3 (tiga) perguruan tinggi yakni Universitas Musamus, STIE St. Theresa, dan STIE Yapis.

Kuliah umum bermaterikan tugas-tugas kebanksentralan dan upaya-upaya pengendalian inflasi di daerah. KPw BI Papua juga menyelenggarakan lomba karya tulis ilmiah terkait upaya pengendalian inflasi di Papsel dengan melibatkan mahasiswa hingga dosen perguruan tinggi di Merauke. Diharapkan dapat memunculkan ide-ide, inovasi, dan aspirasi akademisi dalam mengendalikan inflasi.

Untuk mendalami permasalahan di sisi produksi, Kepala KPw BI Provinsi Papua, Faturachman juga turut mengunjungi lahan pertanian dari padi, bawang, dan cabai, serta berdiskusi dengan beberapa kelompok tani dan pesantren. Pendalaman tersebut dilakukan di Distrik Tanah Miring dan Semangga. 

Diperoleh bahwa tantangan yang dihadapi para petani di Merauke, a.l teknik tanam yang perlu disesuaikan dengan good agriculture practices, zat hara tanah yang mulai berkurang, dan sering terjadainya cuaca ekstrem berupa kekeringan. Pendalaman yang dilakukan oleh KPw BI Papua diharapkan dapat menjadi bekal intervensi apa yang dapat disinergikan Bank Indonesia dengan stakeholders di Merauke.(rilis)