Komnas HAM Papua : Sadis Video Penyiksaan Seorang Warga Dalam Drum Yang Viral

Seorang warga sipil yang berada dalam drum berisi air disiksa dan dipukul/Istimewa

JAYAPURA,wartaplus.com - Beredar video viral aksi kekerasan pemukulan dan penyiksaan seorang warga sipil tak memakai baju yang telah berada dalam drum warna biru yang berisi air. Lalu dipukul, dislangin, ditendang dalam video yang berdurasi 16 menit tersebut. "Sadis,"kata Ketua Perwakilan Komnas HAM Papua, Frits Bernard Ramandey kepada wartaplus.com, Jumat (22/3/2024) siang, yang juga telah melihat video yang beredar tersebut.

BacaJuga

https://m.wartaplus.com/read/17874/Video-Penyiksaan-Seorang-Warga-Dalam-Drum-Beredar#google_vignette


Dalam video tersebut yang terlihat ada ada 5 orang namun yang melakukan pemukulan 3 orang. Mereka yang terlihat adalah baju hijau sambil merokok melakukan 1 kali sikutan dan 1 pukulan.

Baju cream ber hoodie melakukan 4 kali pemukulan slang air. Lalu seorang lagi berkata, "Angkat muka monyong, angkat muka, angkat muka, angkat muka bangsat, anjing,"sambil melakukan 6 kali pukulan  dan ada 1 kali tendangan dari seseorang yang menakai celana loreng.

Tiba-tiba ada seseorang lagi memakai baju biru muda meminta kawan-kawan bersabar. "Eiii, gantian, gantian.Sabar dulu, sabar dulu, sabar dulu,"ujarnya.

Dikatakan Frits, mereka masih mendalami video tersebut. Proses pendalaman lebih pada kejadian kapan, dimana, siapa korban, nama siapa, satuan mana yang melakukan dan oknum-oknum pelaku siap, serta ini dalam kasus apa.

"Saya terus berkoorsinasi dengan pihak Kodam, kenapa saya berkoordibasi dengan Kodam karena sepintas kita melihat video itu ada atribut yang digunakan diduga mengarah ke satuan TNI. Misalnya ada seseorang yang menggunakan baju dengan tulisan 300 lalu ada sepakan yang terlhat dalam video menggunakan celana loreng. Itu menjadi bukti petunjuk bahwa kuat dugaan pelakunya dari oknum TNI,"ujarnya.

Baca Juga: 

https://m.wartaplus.com/read/17877/Video-Penyiksaan-Warga-Sipil-Beredar-Pangdam-Kami-Masih-Konfirmasi-video-Itu

Diungkapkan kasus seperti ini sebaiknya diselesaikan secara cepat melalui satuan-satuan TNI juga Polri saja, tetapi Komnas sebagai lembaga negara yang independen harus terlibat secara aktif  bisa selesaikan sebahai proses penghormatan kepada hak-hak asazi manusia.*