Yubelina Enumbi, Sosok Perempuan Inspiratif Asal Suku Dani yang Sukses Meniti Karir di Pemerintahan

Yubelina Enumbi SE.MM, saat dilantik menjadi Penjabat Sekda Puncak Jaya, pada Februari 2023 lalu/ProkompimPJ

MULIA, wartaplus.com - Kesuksesan sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) hakikatnya diraih dengan perjuangan panjang. Itupula yang dijalani seorang Yubelina Enumbi SE.MM, yang kini dipercaya negara untuk menduduki jabatan sebagai Penjabat Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pucak Jaya, Provinsi Papua Tengah. Salah satu Kabupaten di ujung timur Indonesia, yang punya banyak tantangan mulai dari kondisi geografis yang sulit dan kondisi keamanan yang tidak selalu kondusif.

Perempuan asli suku Dani ini, menjalani karir sebagai seorang ASN mulai dari menjadi Staf biasa, yang kemudian terus menanjak hingga kini.

Dalam bincang bincang dengan media di ruang kerjanya, Rabu, 13 Desember  2023 lalu, wanita yang kerap disapa Mama Yubel ini menceritakan kisahnya yang inspiratif.

Yubelina Enumbi memberikan sambutan di acara gereja

Sempat gagal di awal tes CPNS pada 2003,  namun kemudian mengikuti tes susulan 2004 dan akhirnya lolos.

Mengawali karir sebagai ASN, ia ditempatkan sebagai staf di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Puncak Jaya. Saat itu tidak banyak perempuan dani yang memiliki gelar sarjana Strata 1 (S1).

"Kami hanya berdua dengan Elka Murib yang diterima dari S1," ungkap wanita kelahiran 42 tahun silam ini.

Setelah 3 tahun di Dinas Tenaga Kerja, pada 2007, Yubelina dipercaya sebagai Kepala Seksi Gaji di Dinas Keuangan yang saat itu masih berada dibawah Sekertariat Daerah.

Lalu pada 2008, saat Dinas Keuangan berganti menjadi Badan Keuangan, Yubel diangkat menjadi Kepala Bidang Perbendaharaan. Jabatan ini, ia emban selama kurun waktu 8 tahun.

"Pada 2016, saya diangkat menjadi Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dan pada 2017 diangkat secara definitif oleh Bupati Yuni Wonda," akunya.

Kemudian pada Februari 2023, ibu ini dipercaya sebagai Penjabat Sekda Puncak Jaya menggantikan sementara Sekda Tumiran S.Sos, M.Ap yang diangkat menjadi Penjabat Bupati.

Yubelina Enumbi saat memimpin apel gabungan

Langgar Tradisi Budaya

Menduduki jabatan tinggi birokrasi pemerintahan di daerah, putri sulung dari pasangan Darius Enumbi (alm) dan Tina Roy ini mengaku, sebagai seorang perempuan suku Dani, tentunya ini melanggar tradisi budaya.

"Tradisi kami perempuan dani, ini melanggar karena kami secara kedudukan tidak boleh sejajar bahkan lebih dari laki laki. Satu contoh bahwa perempuan dani secara adat tidak boleh berbicara," tuturnya.

Memiliki keyakinan prinsip yang dipegang sesuai firman Tuhan "Kalau Setia di perkara kecil, maka perkara besar akan diberikan".

"Artinya kalau saya bekerja dengan setia, apapun yang Tuhan kasih bahwa Tuhan akan membuka. Jadi kultur, budaya dan apapun yang menjadi penghalang, tapi kalau Tuhan sudah tetapkan bahwa sekarang saatnya wanita Puncak Jaya, perempuan dani bisa setara. Puji Tuhan, walau tantangan berat sekali, tapi dengan cara kita kerja, semua bisa melihat. Tentunya kita juga tidak boleh melupakan budaya dan adat, kita tetap menjaga, tetapi tetap hak perempuan harus ada, hak kesetaraan gender," jelasnya.

Hadiri sidang paripurna di DPRD

Ibu dari dua orang putra ini berharap, kelak harus ada perempuan perempuan Puncak Jaya yang menduduki posisi strategis tidak hanya di pemerintahan tapi juga di lembaga swasta.

"Saya ingin emansipasi dan mendorong buat perempuan perempuan lain, Jangan menganggap bahwa kita tidak bisa, kita harus. dan saya sudah bisa buktikan berada di posisi ini, saya yakin adik adik saya generasi selanjutnya juga bisa, bahkan mungkin akan jauh lebih baik dari saya," pesannya.

Ayah Sosok Penyemangat

Ditanya soal sosok yang menginspirasi, Yubelina sedikit terharu dan mengenang sosok sang Ayah, almarhum Darius Enumbi.
Diakui Yubel, ayahnya yang seorang tentara mendidiknya dengan sangat disiplin sejak kecil.

"Penyemangat saya adalah orang yang sudah pergi, yaitu bapak saya. Beliau yang mendidik saya sejak kecil, dan tidak memandang saya sebagai seorang perempuan. Beliau tahu, bahwa saya, itu yang membuat saya tidak pernah menyerah dan tidak pernah menyerah, sedikit keras dan sedikit disiplin. Kalau belum selesai masalahmu jangan pulang ke rumah. Sehingga apapun tantangan yang saya hadapi, saya harus bisa, karena saya harus pulang dengan keadaan baik baik saja. Itulah yang memotivasi saya banyak hal," ungkapnya menitikkan air mata.

Bersama anak anak balita Puncak Jaya

Diakui sebagai anak sulung, almarhum ayahnya yang mendorongnya untuk kembali mengabdi di kampung halamannya, Puncak Jaya.

"Ternyata Tuhan punya rencana baik, ketika bapak saya meninggal, saya seperti dilahirkan kembali, mencintai Puncak Jaya. Saya rasa, berhak berada disini, menyumbangkan tenaga pikiran saya untuk membangun kampung saya. dan ini juga amanah dari almarhum bapak saya," akunya.

"Satu hal mimpi bapak saya, yang tidak pernah disampaikan kepada saya, tapi melalui orang orang bahwa bapak saya yakin, suatu saat saya akan jadi perempuan yang berada di posisi bisa menginspirasi perempuan perempuan lain yang ada di puncak Jaya," tutup Yubelina.**