Melalui Lomba Panahan dan Wisisi, Masyarakat Puncak Jaya Diajak Lestarikan Budaya Pegunungan

Pj Sekda Puncak Jaya, Yubelina Enumbi menarik busur panah sebagai simbol dibukanya kegiatan lomba panahan dan tari wisisi dalam rangkat Hut ke-78 RI di Puncak Jaya/ProkompimPJ

MULIA, wartaplus.com - Dalam rangka menyemarakkan Hut ke-78 RI, Pemerintah Daerah Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah menggelar Lomba Panahan dan Tari Wisisi yang diikuti oleh masyarakat setempat.

Kegiatan lomba berlangsung di Lapangan Sport Center Kota Baru Mulia, dan dibuka secara resmi oleh Penjabat Sekda Puncak Jaya, Yubelina Enumbi, SE, MM, Jumat (11/08). Tampak hadir para Asisten Bupati, Staf Ahli Bupati, Pejabat Eselon II,III dan IV, Perwira TNI/Polri, serta masyarakat yang memenuhi lapangan untuk menyaksikan lomba.

Sebanyak 140 lebih peserta mengikuti perlombaan. Mereka menunggu giliran untuk melepas anak panahnya.

Di tempat yang berbeda, sebanyak 9 kelompok peserta tari wisisi telah siap menampilkan pertunjukan terbaik mereka dihadapan para Tim Juri dan penonton yang hadir.

Yubelina Enumbi yang juga Ketua Panitia HUT RI Ke-78 mengatakan, lomba panah tradisional ini menjadi ajang pelestarian warisan budaya daerah di Tanah Papua khususnya di Kabupaten Puncak Jaya.

“Lomba panah tradisional dan tari wisisi merupakan budaya kearifan lokal yang harus ditonjolkan. Jadi kita mau menunjukkan nilai budaya setempat karena Puncak Jaya ini memiliki banyak keunikan,” kata Yubelina.

Menurutnya, kekhasan lomba panah tradisional di Papua Tengah khususnya Puncak Jaya, tergantung pada kebiasaan berburu dan jenis bahan alam digunakan sebagai anak panah.

Setiap peserta berkesempatan memanah 3 kali dengan nilai tertinggi dihitung berdasarkan akumulasi anak panah yang tertancap di dalam lingkaran papan target.



Lebih lanjut Yubelina menyampaikan, lomba kali ini  berbeda dengan lomba biasanya, karena menampilkan bakat terbaik putra-putri daerah Puncak Jaya.

"Panahan yang menggunakan senjata tradisional Papua yaitu busur/panah sebagai senjata pelindung diri yang harus dilestarikan karena identik dengan budaya kita, tapi jangan sampai disalah gunakan, begitupun dengan tari wisisi yang merupakan tarian yang berasal dari masyarakat dani yang harus terus dilestarikan," jelasnya.

Menutup sambutannya, PJ Sekda Yubelina berharap, melalui kegiatan perlombaan HUT RI ini, sebagai ajang memperkenalkan senjata tradisional dan tarian wisisi dari Puncak Jaya.

"Sehingga orang melihat bahwa dengan ini kita mengangkat budaya tradisional Kabupaten Puncak Jaya, agar dapat semakin dikenal dan menuju tingkat nasional,” pungkasnya. (Adv)