Presiden Tinjau Panen Jagung di Kawasan Food Estate Keerom, Ada yang Perlu Dievaluasi

Presiden RI Joko Widodo didampingi Panglima TNI Yudo Margono saat meninjau ladang jagung siap panen di Keerom, Papua, Kamis (06/07)/dok:Biro Pers Setpres

KEEROM, wartaplus.com - Tiga bulan usai meninjau penanaman jagung perdana di kawasan lumbung pangan atau food estate zona 9, Kampung Wambes, Distrik Mannem, Kabupaten Keerom, Papua, hari ini Kamis (06/07), Presiden Joko Widodo kembali mendatangi kawasan tersebut, untuk meninjau langsung kegiatan panen perdana jagung yang akan diproduksi sebagai pakan ternak.

Tampak mendampingi Presiden, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo beserta sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar, Plh Gubernur Papua, Ridwan Rumasukun bersama pejabat Forkopimda, Bupati Keerom Piter Gusbager dan Forkopimda.

Dalam kunjungannya, Presiden langsung meninjau ladang jagung siap panen serta bertatap muka dengan perwakilan kelompok tani. 

Dari peninjauannya tersebut, Presiden melihat ada beberapa hal yang bisa diperbaiki, agar hasil panennya bisa lebih maksimal.

"Ini adalah jagung yang kita tanam 3 bulan yang lalu, tepatnya 107 hari yang lalu kita ke sini, kita tanam, dan hasilnya ini. Memang ada yang sudah bagus-bagus, gede-gede, tapi juga ada yang masih (kecil) karena terlalu banyak air sehingga tadi dievaluasi dari Pak Mentan, dari Pak Bupati, dari petani memang paritnya harus lebih dikecilkan jaraknya dari 12 (meter) jadi 5 atau 6 meter," ujar Presiden kepada awak media usai peninjauan.

dok: Biro Pers Setpres

Presiden mengatakan bahwa hal tersebut, merupakan hal yang wajar, karena ladang ini baru pertama kali digunakan dan diolah untuk menanam jagung. Meski demikian, ladang jagung tersebut diperkirakan dapat menghasilkan panen jagung melebihi standar nasional.

"Kira-kira (hasilnya) 7 ton per hektarenya, karena standar nasionalnya 5,6 ton per hektare, ini sudah 7 (ton) karena memang saya melihat tanahnya sangat subur tapi airnya perlu dikelola dengan baik," ungkapnya.

Presiden juga menyebut bahwa untuk panen perdana kali ini telah disiapkan pasarnya.

"Ini sudah ada yang beli, harga jualnya cukup tinggi, berkisar Rp5.000-Rp6.000 per kilogram, lebih tinggi dibandingkan harga pokok produksi (HPP)," sebutnya. Menurut Presiden, harga tersebut dapat memberikan keuntungan besar bagi petani.

"Saya kira sudah untungnya gede. Artinya kalau 7 ton per hektare kali Rp6 ribu berarti sudah Rp42 (juta) per hektare. Hati-hati. Kalau kita punya 1.000 (hektare) berarti Rp42 miliar, gede banget untuk hanya 3 bulan atau 100 hari," jelasnya.

Foto: Biro Pers Setpres

Lebih lanjut, Presiden menyebut bahwa jika produktivitasnya tinggi, lahan jagung tersebut diharapkan bisa untuk memenuhi kebutuhan jagung nasional, khususnya Indonesia Timur.

"Ini untuk Indonesia timur nanti kalau memang ini sudah betul karena produktivitasnya tinggi di atas 7 ton, misalnya masyarakat akan berbondong-bondong pasti akan mau ke sini," tuturnya.

Presiden pun mengatakan akan kembali berkunjung ke Kabupaten Keerom dalam tiga bulan mendatang. Presiden berharap hasil panen berikutnya dari ladang jagung tersebut akan memberikan hasil yang baik.

"Kalau ini nanti saya cek dari jauh bagus, untuk yang 45 hektare nanti bagus, berarti 3 bulan lagi saya ke sini lagi untuk panen," ucap Presiden.

Di sela peninjauan, Presiden juga membagikan sembako dan kaos kepada masyarakat setempat.

Untuk diketahui pemerintah menyiapkan lahan seluas 10 ribu hektare di kawasan lumbung pangan tersebut untuk ditanami jagung. Namun baru sekira 100 hektare yang ditanami.