Ruas Jalan Distrik Waegi Puncak Jaya yang Dipalang Warga Akhirnya Dibuka

Ruas jalan di Distrik Waegi yang dipalang warga akhirnya dibuka/dok:ProkopimPJ

MULIA, wartaplus.com - Guna menciptakan kondisi jalur lalu lintas yang aman dan kondusif, Pemerintah Daerah Puncak Jaya bersama Tim gabungan TNI/Polri akhirnya membuka ruas jalan Distrik Waegi yang sebelumnya dipalang warga, Sabtu (27/08).

Pembukaan jalan dilakukan dengan pendekata humanis. Pasalnya sejumlah kendaraan lajuran tertahan dan belum bisa masuk ke Kota Mulia. 

Sejak pagi, Tim Gabungan melakukan Apel Briefing dan bergerak cepat menuju lokasi Distrik Waegi. Hadir dalam kegiatan itu Plh. Sekda Akbar Fitrianto, SSTP, Danyon 301/PKS Letkol Inf. M.S.Fanany, Kabag Ops Polres Puja Kompol Syarifuddin Ahmad, Pasi Ops Kodim 1714/Pj Kapt. Inf Daniel Sine, Pasi Ops Yonif 113/JS Lettu Inf. Adam, Kepala Badan Kesbangpol Keni Wonda, S.Sos, M.KP, Kepala BPPRD Mus Kogoya, SE, Okies Wakur, SE serta beberapa staf Pemda Puncak Jaya. 

Turut hadir juga Kasatgas Elang, Sekdis Waegi, Kapolsek Ilu, Kapolsek Tingginambut, Danramil Ilu dan Danramil Tingginambut bersama sejumlah masyarakat. 

Dalam negosiasi, warga yang melakukan pemalangan mengklaim mereka sebagai orang yang turut serta dalam membantu proses evakuasi musibah kecelakaan yang terjadi di Gurage beberapa waktu lalu. 

Bahwa tujuan mereka melakukan pemalangan hanyalah agar aspirasi mereka terkait bayar adat cuci darah dapat diakomodir oleh pemda setempat. 

“Tujuan pemalangan ini bukan untuk bayar kepala namun berkaitan dengan kecelakaan yang dialami beberapa waktu lalu, kami memasukan surat permohonan kepada pemerintah namun ditolak. Oleh karena itu kami memalang jalan ini. Permintaan kami saat ini adalah Bupati harus ambil keputusan dan dengar langsung jawaban dari permintaan kami” ucap Barengga Wonda selaku perwakilan warga.

Plh. Sekda Akbar Fitrianto menyampaikan terima kasih atas bantuan masyyarakat dalam proses evakuasi kecelakann beberap waktu lalu.

"Musibah tidak ada yang mau, melainkan kehendak Tuhan YME. Namun karena adanya pemalangan fasilitas umum ini justru dapat merugikan masyarakat kita sendiri karena akses jalan yang tertutup menyulitkan pasokan bama, ambulans antar jemput pasien, mobil lajuran atau ojek bahkan mengganggu aktivitas perdamaian yang sedang berlangsung," ucap Akbar yang juga Kepala Bagian Protokol dan Pimpinan Setda Puncak Jaya.

"Tapi, aspirasi terkait balas jasa adat pasti akan disampaikan kepada Bupati” ucapnya lagi.

Pendekatan Humanis

Danyonif Satgas 301/PKS Letkol. Inf. M. Fanany mewakili pihak keamanan menegaskan bahwa jajarannya datang dengan maksud baik dan damai bukan dengan represif namun pendekatan humanis.

“Hari ini kita melakukan negosiasi pembukaan pemalangan karena kita mendapat perintah dari pimpinan untuk membantu membongkar pemalangan, faktor keamanan yang paling utama. Ini merupakan jalur perlintasan yang merupakan jalur utama untuk itu kami berharap jalur dapat dibuka. Karena bapak sekalian adalah saudara masyarakat kami” jelasnya.

Sementara itu Keni Wonda selaku Kepala Bakesbang sebagai putra daerah Distrik Waegi menjelaskan alasan Bupati Dr. Yuni belum menjawab aspirasi masyarakat dikarenakan kesibukan penting sehingga saat surat permohonan tiba, Bupati berada di Jakarta untuk urusan dinas. 

"Bupati Dr. Yuni belum jawab aspirasi kalian karena beliau masih ada urusan Dinas Luar yang tidak bisa ditinggalkan. Terkait adat cuci darah beliau sangat tahu karena merupakan putra asli Dani" jelas Keni Wonda. 

Ia memastikan jika Bupati telah kembali ke Puncak Jaya akan segera bertatap muka langsung dengan masyarakat karena hanya Bupati yang bisa mengeluarkan keputusan final.

Setelah Tim memberikan penjelasan dan pemahaman, masyarakat pun menyampaikan jika pihaknya hanya ingin  menyampaikan kepada Bapak Bupati agar memperhatikan aspirasi dan keinginan mereka agar diberikan ungkapan terima kasih/cuci darah atas bantuan evakuasi pasca kecelakaan di Gurage. Aspirasi tersebut akan mereka sampaikan langsung saat Bupati berada di Mulia.

Okies Wakur selaku keluarga yang menjadi korban kecelakaan didampingi Kepala BPPRD menjelaskan bahwa penyebab demo adalah miss komunikasi dan koordinasi sampai catatan oknum pejabat bisa keluar untuk menjanjikan sesuatu saat Bupati berada diluar daerah. Dirinya mengajak seluruh masyarakat agar tidak termakan provokasi yang bisa merusak kedamaian Puncak Jaya. 

Setelah mendengarkan aspirasi dari masyarakat, palang jalan pun akhirnya dibuka.(Adv/ProkopimPJ)