Ini Alasan BI Papua Ajak Jurnalis Kunjungi Bank Sampah dan Desa Penglipuran di Bali

Foto bersama rombongan jurnalis BI Papua di desa wisata Penglipuran, Bali/dok:Istimewa

BALI, wartaplus.com - Masih dalam rangkaian acara Media Gathering, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Papua mengajak jurnalis mengunjungi Bank Sampah Wastu Lestari dan Desa Wisata Panglipuran di Provinsi Bali, Sabtu (11/06).

Sebelum acara kunjungan, digelar Pelatihan Capacity Building yang diikuti sebanyak 25 jurnalis Papua pos ekonomi, berlangsung di hotel Mamaka, kawasan pantai Kuta, Bali.

Kepala Perwakilan BI Papua, Juli Budi Winantya mengatakan kunjungan kedua lokasi tersebut bertujuan untuk memperkaya wawasan media terutama berkaitan dengan program ekonomi ke depan, dimana dua trend penting saat ini, Digitalisasi dan Green Economy berwawasan lingkungan.

Juli menjelaskan, Green Economy berwawasan lingkungan, mulai ditanamkan melalui perubahan sistem ekonomi linier (beli, gunakan dan buang) ke ekonomi sirkular (produksi, gunakan dan buang). 

"Ekonomi linier yakni mengambil resources (sumber daya), menggunakannya kemudian membuang atau tak dipergunakan lagi menjadi ekonomi sirkular, yakni resources itu kita pakai kemudian setelah masa habis masa kita daur ulang,” jelasnya.

Seperti Bank Sampah Wastu Lestari yang berada di kawasan jalan Ahmad Yani, Kota Denpasar, Bali adalah salah-satu bentuk dari sirkular ekonomi.

“Kita coba lihat bagaimana Kota Denpasar mengolah sampahnya dengan harapan nanti bisa kita replika dan kita tiru di Jayapura maupun kota-kota lain di Papua,” terang Juli.

Mengunjungi Bank Sampah Wastu Lestari

Ia mengaku, terkait Program Bank Sampah, pihaknya selama ini telah mendorong agar bisa dilakukan di Papua.

"Berdasarkan komunikasi dengan beberapa stake holder, terutama BNI 46 Wilayah XVI Papua dan Papua Barat telah menginisiasi program bank sampah di Merauke," tukasnya.

Pun dengan kunjungan ke Desa Wisata Penglipuran, yang berada di Kabupaten Bangli, menurut Juli, adalah salah satu contoh pengelolaan digitalisasi sekaligus green economy berwawasan lingkungan.

"Karena parawisata juga salah-satu potensi unggulan dari Papua, yang bisa menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru," sebut Juli.

Lebih jauh, Juli mengungkapkan, hingga saat ini BI Papua telah membuka 50 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), yang dikaitkan dengan dua tren penting, yakni digitalisasi dan green economy berwawasan lingkungan.

“Jadi kita sedang mengadakan pelatihan on boarding UMKM ada dari fashion, kuliner, souvenir dan lain-lain, agar mereka bisa olah dan jual hasilnya di platform digital, dua hal yang sekaligus kita lakukan yakni tidak hanya memberdayakan UMKM, tapi juga mendigitalkan UMKM,” pungkas ia.

Sementara itu, Pemred Topik Papua, Meirto Tangkepayung mengaku sangat senang dan mengapresiasi BI Papua yang telah menggelar media gathering.

"Jadi ada dua hal yang kita dapatkan dari kegiatan media gathering ini, selain menambah ilmu pengetahuan kami, tapi sekaligus kami bisa jalan jalan menikmati keindahan pulau dewata Bali. Terima kasih BI Papua," ucap pria yang akrab disapa Nugi ini.**