Bupati Jayapura Tegaskan Aksi Terorisme Tidak Ada Hubungan dengan Agama

Bupati Jayapura Mathius Awoitauw/Fendi

SENTANI,– Menyikapi aksi terorisme dan radikalisme yang terjadi dalam sepekan terakhir, Bupati Jayapura Mathius Awoitauw meminta masyarakat di Papua khususnya di Kabupaten Jayapura untuk selalu waspada dan kompak dalam menghadapi ancaman terorisme yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

Menurut bupati, aksi terorisme dan radikalisme yang terjadi bukan masalah agama, melainkan aksi kejahatan, sehingga harus dilawan oleh semua komponen masyarakat. Apalagi aksi teror dilakukan di tempat ibadah, sehingga pihaknya tegas menolak dan mengutuk aksi terorisme dan radikalisme yang dilakukan.

“Ini bukan masalah agama, ini masalah terorisme dan radikalisme, dan ini menganggu kemanusiaan, sehingga kita semua wajib lawan. Kita harap teman-teman muslim tidak merasa terpojokan karena ini tidak ada hubungannya dengan agama,” kata Mathius Awoitauw kepada wartawan di Sentani.

“Apalagi ini terjadi saat orang beribadah, ini adalah tindakan “biadab” kalau orang beragama tidak mungkin melakukan hal itu, jadi saya pikir kita semua harus siap memerangi hal ini,” sambungnya.

Dikatakan, Kabupaten Jayapura adalah salah satu pintu masuk ke Papua, sehingga ia meminta agar seluruh masyarakat selalu waspada dan melaporkan hal-hal yang mencurigakan di sekitar lingkungan tempat tinggal.

“Kabupaten Jayapura adalah pintu gerbang Papua, siapa yang datang atau pergi tidak mungkin kita cek satu persatu dan ini sangat rawan. Tetapi kita himbau masyarakat untuk aktif berkomunikasi dengan RT/RW dan kalau bisa mengaktifkan kembali pos siskamling sehingga ada pengamanan di setiap kompleks perumahan,” tuturnya.

Apalagi kata bupati, dalam waktu dekat akan dilaksanakan pemilihan gubernur Papua, yang akan dilanjutkan dengan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden pada 2019 mendatang, sehingga menjadi kewajiban untuk menjaga situasi keamanan tetap kondusif.

“Kita himbau kepada masyarakat Kabupaten Jayapura untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang mengganggu stabilitas keamanan, tetapi kita meminta agar masyarakat membantu aparat jika terjadi sesuatu di tengah masyarakat dengan membangun rasa solidaritas dan kebersamaan,” ujarnya.

Selain menghimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan aksi teror di luar Papua, bupati juga meminta kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemerintah Kabupaten Jayapura untuk tidak menyebarkan atau membuat tulisan dimedia sosial tentang ajakan kebencian.

“Saya minta kepada seluruh ASN di Kabupaten Jayapura tiidak boleh melakukan gerakan-gerakan tambahan. Sebagai abdi negara, maka ASN wajib menjalankan perintah presiden, yakni ikut menjaga stabilitas keamanan di daerah dan memberikan rasa aman bagi masyarakat,” ungkapnya.

Bupati menegaskan, jika ada ASN yang dengan sengaja menyebarkan atau membuat tulisan ajakan kebencian, maka pihaknya akan mengambil tindakan tegas dan akan dilakukan pemecatan terhadap ASN yang terlibat.

“Saya sudah tegaskan, jika ada pegawai yang ikut bermain dengan kelompok radikal ini, kalau ditemukan maka akan kami pecat. Karena kalau pegawai main-main dia tiidak cocok jadi abdi negara,” tegasnya. *