Kpw BI Papua Siapkan Uang Kartal Rp5,29 Triliun untuk Kebutuhan Nataru

Kepala Kantor Perwakilan BI Papua, Naek Tigor Sinaga (kiri) saat memberikan keterangan pers di Jayapura, Selasa (21/12)/Andi Riri

JAYAPURAwartaplus.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua telah melakukan persiapan baik tunai maupun non tunai agar dapat melayani kebutuhan masyarakat sesuai dengan kebutuhan transaksi perekonomian khususnya pada saat Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.

Kebutuhan uang kartal berbagai pecahan yang disiapkan berjumlah Rp5, 29 Triliun atau lebih tinggi 3 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp5,12 triliun.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Naek Tigor Sinaga kepada wartawan di Jayapura, Selasa (21/12) menyebutkan, nilai total Rp 5,29 triliun ini disiapkan hingga periode akhir tahun November Desember.

"Jika kita perkirakan kebutuhan, kita tanyakan ke bank estimasinya berapa, lalu kebutuhan inflasi nah itu diperkirakan mencapai angka Rp4,4 triliun. Sedangkan kami punya persediaan uang lebih dari cukup, yaitu 5,29 triliun atau 138 persen dari perkiraan 4,4 triliun," sebut Tigor.

Dari Rp 4,4 triliun, ungkap Tigor, sebagian besar terdiri dari uang pecahan besar yaitu pecahan 100 ribu dan 50 ribu dengan total Rp4,33 triliun. Sedangkan pecahan uang kecil seperti pecahan 20 ribu, 10 ribu, 1.000 dan 5.000 dengan total Rp7,3 miliar.

"Ini memang perbedaan atau semacam anomali sekiranya kalau sudara kita di pulau Jawa merayakan lebaran atau natal, kebutuhan uang kecil sungguh luar biasa. Namun di Papua ini menjadi fenomena, karena kita terkenal dengan dengan uang pecahan biru (50 ribu) dan merah (100 ribu), apalagi di wilayah pegunungan tengah," kata Tigor.

Apalagi untuk pendistribusian uang ke wilayah pegunungan tengah, mematok biaya cukup besar.

"Ini menjadi fenomena bahwa kebutuhan transaksi pecahan uang kecil di Papua berbeda dengan pulau Jawa dan Sumatera, dimana yang jadi rebutan justru uang pecahan 5 ribu dan 10 ribu," ucapnya.

Lanjut Tigor,  untuk menjangkau setiap daerah maka uang kartal akan distribusikan melalui 7 kas titipan diantaranya yang ada di Wamena, Biak, Nabire, Merauke dan Sorong.

"Ini adalah salah satu kebijakan Bank Indonesia yang sudah berjalan selama kurun waktu 9 tahun. Jadi  pendistribusian kita dorong lewat kas titipan agar lebih efektif dan efisien," katanya.

Tigor menambahkan, sebelumnya diperkirakan total uang masuk dan keluar (uang yang beredar) selama periode 2021 mencapai Rp11,9 triliun, namun ternyata meningkat menjadi Rp13,5 triliun atau naik 13 persen.  Ini karena dampak pandemi covid-19 yang relatif lebih baik lalu pertumbuhan ekonomi juga meningkat luar biasa.

"Kita optimis pertumbuhan doubel digit sehingga peredaran uang meningkat 13 persen, stabilitas harga kebutuhan pokok relatif terjaga, dan perkiraan inflasi Desember 0,75 persen sampai dengan 1,15 persen," pungkas Tigor.**