Pemalangan Bandara Pegubin Masih Terjadi Pengiriman Barang Kebutuhan Pokok Terhambat

Bupati Pegunungan Bintang, Costan Oktemka/Roberth

JAYAPURA,-Aksi mobilisasi massa yang memblokade sejumlah fasilitas publik seperti bandara dan kantor-kantor pemerintahan masih terjadi di Kota Oksibil Pegunungan Bintang.

Namun situasi keamanan di Oksibil masih kondusif.  Hal ini dibenarkan  Kabid Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal.

"Namun sangat disayangkan karena adanya aksi pemalangan fasilitas bandara dapat menghambat mobilisasi logistik barang kebutuhan pokok ke Pegunungan Bintang, "kata Kamal, Selasa (15/5) sore.

Ia pun menyatakan aparat kepolisian bersama TNI di Oksibil tak akan berhenti menggunakan upaya negosiasi dengan  massa agar menghentikan aksi blokade sejumlah fasilitas publik.

“Pihaknya kami di sana masih mengupayakan langkah persuasif kepada massa agar menghentikan aksi blokade sejumlah fasilitas umum di Oksibil. Kami juga menggandeng tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat untuk mengimbau warga yang terlibat dalam aksi tersebut,"kata Ahmad.

Ia pun meminta agar Costan tak hanya berada di Jayapura.  Namun,  Costan diharapkan berada di Oksibil untuk menemui para warga untuk mencari solusi atas masalah tersebut.

Sementara itu Bupati Pegunungan Bintang, Costan Oktemka, Senin (14/5) lalu mendatangi Polda Papua meminta kepada Wakapolda Papua, Brigjen Pol Yakobus Marjuki agar aparat kepolisian segera menghentikan aksi blokade sejumlah tempat fasilitas publik oleh sekelompok massa di Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang.

Menurut Costan aksi blokade fasilitas pubilk seperti kantor bupati dan Bandar Udara Oksibil sangat merugikan masyarakat Pegunungan Bintang. 

"Distribusi logistik dengan pesawat dari Jayapura ke Oksibil terhenti. Massa itu pun mengintimidasi aparatur sipil negara agar tidak berkantor," ungkap Costan.

Ia pun meminta agar pihak kepolisian tidak saja menggunakan cara persuasif namun juga tindakan tegas untuk menghentikan aksi blokade tersebut. 

"Apabila tak ada aksi tegas dari aparat kepolisian,  maka semakin lama warga Pegunungan Bintang yang tersandera aksi massa tersebut,"tutur Costan.*