Dukungan Politik Yuni Wonda Maju Periode Kedua Menyeruak di Tengah Perdamaian Perang Suku Puncak Jaya

Bupati Puncak Jaya Dr. Yuni Wonda, S.Sos, S.IP, MM/dok.ProkopimPJ

MULIAwartaplus.com - Dukungan politik terhadap Dr. Yuni Wonda, S.Sos, S.IP, MM maju sebagai calon Bupati Kabupaten Puncak Jaya untuk periode kedua Pilkada 2024, menyeruak di sela sela  acara perdamaian perang antar dua kelompok warga suku Lani

Prosesi perdamaian yang dihadiri seribuan massa dari kedua kelompok yang bertikai itu berlangsung  di lapangan Alun alun Distrik Ilu, Selasa (07/09) lalu

Salah seorang panglima perang dari Distrik Ilu, tiba tiba saja berdiri menyampaikan dukungan politiknya untuk mendukung Bupati Yuni kembali maju periode kedua di pilkada 2024 mendatang

"Keputusan yang Bupati ambil sudah sangat pas, bapak Bupati anak daerah duduk di kursi sudah pas tidak ada orang lain. Kami siap dukung bapak untuk kedua kalinya," serunya  yang disambut riuh tepuk tangan masyarakat yang hadir

Seperti diketahui perang suku terjadi bermula dari pergantian kepala kampung oleh Bupati Yuni pada 2018 lalu. Dimana ada pihak yang tidak terima atas pergantian tersebut dan melakukan provokasi kepada warga sehingga terjadi perang antar saudara sesama suku lani

Bupati Yuni membeberkan alasan pergantian Kepala Kampung di awal masa jabatannya itu bukan berkaitan unsur politik  suka dan tidak suka, tapi melakukan evaluasi kinerja secara keseluruhan

"Kemarin pergantian kepala kampung bukan karena saya berhentikan terpaksa, tapi karena memang mereka (kepala kampung) sudah menjabat lebih dari 6 tahun, maka sesuai aturan UU bisa diganti. Dari 302 kampung, masih ada 100 lebih yang tetap menjabat dan tidak diganti, karena kami melihat berkinerja baik, selalu berada di tempat tugas sesuai laporan masyarakat. Sedangkan yang kinerja tidak baik, kita ganti karena sebagai pemimpin tentunya harus ada perbaikan, tidak bisa yangg jelek dipertahankan," ungkap Yuni yang dilantik sebagai Bupati Puncak Jaya berpasangan dengan Deinas Geley S,Sos, M.Si sebagai Wakil Bupati, pada Desember  2017 silam

Perang pertama kali pecah di Distrik Kalome yang kemudian menyebar hingga ke 9 Distrik lainnya yakni Distrik Ilu, Wonwi, Waegi, Yamoneri, Taganombak, Nume, Nioga, Gubume serta Torere. Perang yang terus terjadi selama kurun waktu tiga tahun lebih itu mengakibatkan puluhan nyawa melayang. Aktivitas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat pun terganggu karenanya.

Tak ingin terus berlarut dalam peperangan, Pemerintah Daerah setempat pun mengambil langkah tepat menyelesaikan konflik dengan melakukan mediasi serta memfasilitasi perdamaian kedua kubu yang bertikai. Hal ini dimaksudkan agar dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan tidak ada lagi permusuhan

Tak hanya menjadi penengah, Pemerintah Daerah juga memberikan bantuan bayar kepala yang berusmber dari dana hibah sebesar Rp10 Miliar dengan rincian tiap kubu baik pelaku maupun korban masing masing mendapatkan bantuan Rp5 Miliar

Terkait bantuan dana yang diberikan, Bupati Yuni yang juga Wakil Ketua DPD PDI- Perjuangan Papua ini  mengaku hal itu dimaksudkan untuk memulihkan kondisi sosial dan psikologi masyarakat pasca konflik. 

Bantuan juga datang dari DPRD sebesar Rp2 Miliar serta sumbangan dari para tamu yang hadir di acara perdamaian

Bupati menyampaikan terima kasih kepada seluruh elemen yang ikut terlibat dalam kegiatan perdamaian sehingga dapat berjalan dengan baik, terlebih kepada kedua belah pihak yang dinyatakan telah berdamai yang ditandai dengan saling berjabat tangan dan berpelukan antara Kepala Perang, Absen Geley sebagai pimpinan bagian atas dan Kenius Wonda Kepala Perang, pimpinan bagian bawah.(Adv/prokopimPJ)