Kemensos, ITS dan Uncen Rencanakan Buat Kapal Transportasi Sungai di Papua

Pertemuan Mensos RI, Tri Rismaharini bersama Wakil Rektor IV ITS Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD dan para pakar perancang kapal/dok.Humas Kemensos RI

SURABAYAwartaplus.com - Menteri Sosial Tri Rismaharini merespon serius aspirasi tokoh adat,  pemuka agama dan tokoh pemerintahan Papua. Dalam pertemuan dengan para tokoh Papua,  isu aksesibilitas menjadi kebutuhan strategis bagi masyarakat Bumi Cendrawasih.  

Kepada  Mensos di Jayapura, Minggu (08/08),  para tokoh Papua yang diwakili Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB)  Papua Pdt. Lipius Biniluk menyatakan kebutuhan mereka untuk meningkatkan akses terhadap moda transportasi air,  khususnya melalui sungai. Sesampainya di Surabaya, Mensos merespon cepat dengan melakukan pertemuan bersama  pimpinan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). 

"Beberapa waktu lalu saya bersua dengan Pendeta Lipius di Mamberamo Papua. Pak pendeta menyampaikan bahwa masyarakat di sana butuh alat transportasi seperti perahu. Nah karenanya saya mendiskusikan hal tersebut dengan teman-teman ITS," ujar Mensos Risma di Gedung Rektorat ITS, Senin (09/08).

Dalam pertemuan  tersebut, Mensos berdiskusi mendalam dengan  Wakil Rektor IV ITS Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD  dan para pakar perancang kapal.  Mensos mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat Papua,  terutama masalah aksesibilitas.  Mensos menjajaki berbagai kemungkinan termasuk adanya dukungan teknologi dan peralatan dari para pakar di ITS. 

Mensos Risma berkeyakinan,  bila masalah aksesibilitas di Papua bisa ditingkatkan,  maka akan memicu aktivitas, termasuk aktivitas perekonomian. Pada gilirannya hal ini akan meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat setempat. 

Usai berdiskusi,  Mensos menyatakan, ITS akan berkolaborasi dengan Universitas Cendrawasih Papua untuk mewujudkan harapan tersebut. Selama ini masyarakat Papua sudah mahir membuat kapal. 

Sehingga kolaborasi dua perguruan tinggi tersebut menjadi momentum untuk melakukan  transfer of knowledge and technology.  Dengan demikian akan menghasilkan kapal yang handal, dan bisa menjadi andalan tranportasi masyarakat Papua.

"Nantinya Universitas Cendrawasih akan menyiapkan sumber daya, baik bahan maupun tenaga. Sementara ITS akan menyiapkan juga tenaga ahli perkapalan untuk bertukar pikiran dalam penyiapan kapal motor untuk masyarakat " kata mantan Walikota Surabaya tersebut.

Mensos berharap hasil kolaborasi tersebut bisa dituntaskan dalam waktu singkat, sehingga di tanggal 17 Agustus nanti bisa diluncurkan. Nantinya program kerja di antara Kemensos, ITS dan Uncen tidak berhenti pada pembuatan kapal. Tahap selanjutnya juga akan disertai dengan pelatihan bagi masyarakat agar mereka juga makin mahir membuat kapal untuk moda transportasi sungai.

"Kita ingin hasil karya bersama ini bisa segera tuntas dan siap dilaunching 17 Agustus mendatang. Kapal itu nanti akan lebih banyak untuk mengangkut barang," kata Mensos Risma.

ITS menyambut baik keinginan Mensos Tri Rismaharini. Wakil Rektor Bambang Parmujati menyampaikan bahwa ITS siap berkolaborasi dengan Universitas Cendrawasih Papua dalam pembuatan kapal rakyat. Bambang Parmujati menambahkan bahwa nantinya kapal boat tersebut lebih dioptimalkan untuk angkutan barang, sehingga distribusi barang ke masyarakat bisa lebih cepat dan efisien. 

"Kita sudah siap dan Insya Allah bisa seperti yang diinginkan Bu Mensos dimana kapal tuntas tgl 17 Agustus. Nantinya kapal tersebut akan dioptimalkan untuk angkutan barang, agar distribusi barang kebutuhan masyarakat cepat dan efisien " ujar Bambang Parmujati.

Rencana Kemensos tidak hanya menyiapkan angkutan air, tapi juga darat berupa sepeda motor dengan baterai yang sudah dibuat oleh ITS dengan nama " GESITS". Bahkan nantinya tidak hanya sepeda motor, ITS juga akan membuatkan stasiun pengisian energi dengan menggunakan teknologi solar cell.

"Tadi saya sudah sampaikan juga ke Pak Rektor ITS untuk juga bisa menyiapkan sepeda motor elektrik yang sudah dimodifikasi untuk transportasi darat yang medannya memang berat. Dan pak rektor siap. Bahkan beliau juga siap membuatkan stasiun pengisiannya dengan solar cell " kata Mensos.**