BWS Papua Berencana Bangun Kolam Retensi Atasi Banjir di Keerom

Kepala BWS Papua, Nimbrot Rumaropen ST.MT/Andi Riri

JAYAPURAwartaplus.com – Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua berencana membangun kolam retensi untuk mengatasi meluapnya air sungai Tami dan Skanto di Kabupaten Keerom

Seperti diketahui akibat curah hujan tinggi menyebabkan air sungai Tami dan Skanto meluap dan merendam rumah warga serta lahan pertanian di sejumlah kawasan wilayah Arso.

Banjir terjadi sejak Februari lalu.

Kepala Balai Wilayah Sungai Provinsi Papua, Nimbrot Rumaropen ST.MT menjelaskan, upaya tanggap bencana yang dilakukan pihaknya yakni dengan melakukan normalisasi drainase, meski upaya itu belum berjalan maksimal

“Kami akan terus berupaya, kami juga telah melakukan rapat dengan Bupati Keerom untuk membahas penanggulangan banjir di Keerom maupun Arso yang disebabkan oleh meluapnya Sungai Tami dan Sungai Skanto,” kata Nimbrot di Jayapura, Rabu (15/04)

Menurutnya, berdasarkan topografi letak wilayah Arso Keerom merupakan daerah dataran rendah dan sangat berpotensi banjir (rawan banjir), sehingga setiap kali hujan, air sungai tami dan skanto akan meluap dan merendam pemukiman warga serta lahan pertanian yang ada disekitarnya.

Nimbrot menyebut, upaya yang sudah dilakukan antara melakukan perbaikan drainase yang dangkal, membangun kembali tanggul yang jebol di aArso 7, dan melakukan normalisasi sungai-sungai kecil di sekitarnya

"Namun untuk kasus banjir di Keerom sendiri memang tidak bisa ditanggulangi dengan membangun drainase, karena debit air yang meluap dari suangai Tami jauh lebih besar dan tidak bisa mengikuti drainase yang sudah ada," tuturnya.

Oleh karena itu, lanjut Nimbrot, penanganan banjir tidak hanya dilakukan dengan saluran drainase karena Topografinya yang datar agak susah.

"Jika air sungai tami naik maka akan sulit ditampung dari drainase yang dibangun, untuk itu perlu dibangun Kolam Retensi,” jelasnya.

Kolam Retensi diistilahkan sebagai tempat parkiran air sementara selama air sungai Tami naik.

"Nanti ketika air sungai Tami kembali normal, baru akan kami buang kembali kembali ke Sungai Tami," jelasnya lagi.

Kolam Retensi ini, lanjut Nimbrot, membutuhkan lahan kurang lebih 100 hektar yang mana lokasinya terdapat di Kampung Yowong di Kabupaten Keerom.

"Tahun ini kami di Balai Wilayah Sungai sudah ada anggarannya untuk pengadaan lahan, akan tetapi dilakukan bertahap,” kata Nimbrot.**