Panen Hasil Bumi Melimpah, Disyukuri Masyarakat Mulia dengan Acara Bakar Batu

Acara bakar batu yang digelar masyarakat Mulia mensyukri hasil panen yang melimpah/dok.Humas Puncak Jaya

MULIAwartaplus.com - Sejalan dengan amanat Bupati Puncak Jaya, Dr. Yuni Wonda, S. Sos, S. IP, MM yakni meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pembukaan lahan kebun, menuai hasil positif. Dibuktikan dengan acara bakar batu oleh masyarakat Kampung Muliambut, Distrik Mulia dalam rangka panen raya mensyukuri hasil panen yang melimpah, Sabtu (10/04).

Beberapa waktu lalu, Bupati Puncak Jaya dalam kesempatannya memimpin apel menghendaki agar masyarakatnya berpartisipasi aktif membuka kebun dan menanam ubi, keladi, sayur mayur untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. 

Hal itu dilakukan guna mengantisipasi terputusnya bantuan beras Raskin dari pemerintah. 

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa, ketergantungan akan beras, masih menjadi dilema pemerintah daerah yang tidak memiliki lahan persawahan mandiri. Persoalan ketahanan pangan tersebut yang oleh pemerintah daerah harus kembali kepada pangan lokal. 

Kendati sempat diguyur hujan, tidak menyurutkan antusiasme masyarakat Distrik Mulia untuk mengadakan Bakar Batu. 

Kepala Distrik Mulia Tekiles Wonda, S.STP yang hadir didampingi Kepala Distrik Yamoneri Nik Kokoya dan Kepala Distrik Tingginambut Yoten Tabuni mengungkapkan kegembiraannya. 

"Total ada 17 kolam (tempat bakar batu) yang dibuat, kegiatan ini adalah panen raya sebagai ungkapan syukur kami dengan makan bersama (bakar batu) keladi dan ubi yang dipanen dari 3 kebun berbeda dan ayam sebanyak 1000 ekor," ungkap Tekiles. 

Dalam, kesempatan itu, ia mewakili masyarakat menyampaikan ungkapan terima kasih kepada Bupati Puncak Jaya yang telah membantu dana bakar batu sebesar 50 Juta Rupiah. Tak lupa, dirinya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak baik jemaat maupun aparat distrik yang ikut terlibat dalam syukuran tersebut.

Hasil bumi yang dimasak nampak segar dengan ukuran yang besar dari biasanya. Hal ini membuktikan kualitas tanah di Mulia sangat subur dan terpelihara. Tentu dapat dipastikan pangan tanpa pestisida dan pupuk buatan sehingga sehat dikonsumsi tentunya. 

Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra, Yahya, Wonerengga, S. IP yang hadir memberikan bantuannya mengungkapkan bahwa kegiatan seperti ini harus terus dilestarikan dan rutin dilakukan. 

Selain untuk mempersatukan masyarakat selain itu juga dapat mendorong pertanian lokal yang mandiri dengan kekayaan alam dan kesuburan tanah yang baik, hal itu semua harus disyukuri. 

Suara gemuruh masyarakat yang antusias membawa batu yang panas untuk diletakkan diliang kolam bakar batu menambah semarak kegiatan. Setelah itu asap yang membumbung menutupi lokasi pertanda ubi dan keladi telah ditumpuk diatas batu dan siap disusun berikut ayam dan sayur lain. Setelah semua siap, salah seorang gembala tampil ditengah kerumunan memimpin doa menaikkan syukur kepada sang pencipta atas hasil melimpah hari itu. 

Pemandangan yang unik di Kota Mulia siang itu ditangkap puluhan warga yang hadir menyaksikan tradisi adat suku lani yang jarang terjadi. Mereka yang sekedar singgah pun turut menikmati dengan suka cita. (Adv)