46 Tenaga Medis Positif COVID-19, Rumah Sakit Provita Jayapura Ditutup

RS Provita Jayapura/ Andy

JAYAPURA, wartaplus.com - Puluhan tenaga medis yang bertugas di Rumah Sakit Provita Jayapura positif terpapar virus corona atau COVID-19. Akibatnya pihak rumah sakit memutuskan untuk menutup pelayanan di rumah sakit selama satu minggu ke depan.

Juru Bicara Rumah Sakit Provita, Ignatius Letsoin, mengatakan, puluhan tenaga medis ini terpapar dari salah satu pasien yang menjalani perawatan di ruang ICU pada 6 Juli lalu. Namun kurang lebih sehari dirawat pasien tersebut meninggal dunia dan hasil swab dinyatakan positif COVID-19.

“Pada tanggal 6 Juli ada satu pasien yang menjalani perawatan medis di ruang ICU dan meninggal dunia. Beberapa hari kemudian hasil swabnya keluar dan dinyatakan positif COVID-19 yang mengakibatkan semua tenaga medis di ruang ICU terpapar. Terpapar dalam arti bahwa mereka diperiksa swab dan dinyatakan positif COVID-19,” kata Ignatius Letsoin saat ditemui wartaplus.com di halaman RS Provita Jayapura, Sabtu (18/7) sore.

Dari kasus tersebut, pihak rumah sakit memutuskan untuk melakukan pemeriksaan swab terhadap seluruh tenaga medis yang ada di RS Provita. Dari pemeriksaan tersebut didapatkan 46 orang positif COVID-19.

“Kami melakukan pemeriksaan swab dan hasilnya ada 46 tenaga medis kami yang positif COVID-19. Dengan demikian maka jumlah pasien positif COVID-19 yang ada di RS Provita sebanyak 55 orang karena ada 9 orang warga positif COVID-19 yang menjalani perawatan disini,” jelasnya.

Ignatius menyebut, jumlah ini kemungkinan bertambah karena sebagian tenaga medis masih menunggu hasil swab dari Balitbangkes Provinsi Papua.

“Kemungkinan akan bertambah karena masih ada sekitar 18 hasil swab yang kami tunggu, semoga hasilnya negatif,” ucapnya.

Dikatakan, akibat puluhan tenaga medis terpapar COVID-19, maka menajemen Rumah Sakit Provita memutuskan untuk menutup seluruh pelayanan rumah sakit selama dua pekan kedepan atau hingga awal Agustus.

“Jumlah tenaga medis kami sekitar 90 orang terdiri dari dokter dan perawat, dengan demikian maka ada sekitar lima puluh persen tenaga kesehatan kami positif COVID-19, sehingga diputuskan untuk menutup pelayanan rumah sakit selama dua minggu sambil menunggu patugas kami sembuh,” ungkapnya.

“Penutupan ini kami lakukan untuk mencegah tidak terjadi penyebaran virus kepada masyarakat yang datang berobat disini. Kami tidak ingin tenaga kesehatan kami menjadi carier kepada warga,” sambungnya.

Ignatius menambahkan, selama penutupan rumah sakit berlangsung, pihaknya akan melakukan penyemprotan disinfektan dan melakukan pembersihan terhadap seluruh ruangan rumah sakit.

“Kita akan melakukan pembersihan seluruh ruangan dari lantai 1-6. Khususnya AC karena ini merupakan salah satu media yang bisa menyebabkan orang terjangkit virus ini. jadi kita akan steril selama penutupan ini,” tandasnya.**