BMKG Bakal Bangun 17 Sensor Gempa di Papua dan Papua Barat

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Petrus Demon Sili saat berbincang dengan salah satu wartawan/Cholid

JAYAPURAwartaplus.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika akan membangun 17 fasilitas sensor gempa bumi atau disebut seismograf.  Alat ini berfungsi untuk memberi informasi secara lebih dini  di kedua provinsi yang masuk dalam kategori rawan gempa. 

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Petrus Demon Sili saat ditemui ruang kerjanya, Senin (10/2) siang memaparkan pembangunan 17 alat pendeteksi gempa bumi yakni di Papua sebanyak 11 alat dan 6 alat lainnya dibangun di Papua Barat

"Wilayah Papua termasuk daerah rawan gempa. Salah satunya adalah Patahan Mamberamo.  Gempa baru terjadi pada Kamis kemarin dengan kekuatan Magnitudo 5,1," kata Petrus

Ia menuturkan,  pembangunan 17 alat pendeteksi gempa sangat penting agar pemberitahuan informasi tentang terjadinya gempa dan kedalamannya dalam waktu yang lebih cepat, yakni dari 5 menit menjadi 2 menit. 

"Dengan tambahan 17 alat ini untuk meningkatkan kecepatan informasi kepada masyarakat pasca terjadinya gempa.  Total sebanyak 500 alat pendeteksi gempa yang berada di Indonesia, " tuturnya  

Petrus menambahkan, sebenarnya gempa bumi bukanlah fenomena alam yang mematikan bagi masyarakat. Asalkan  masyarakat dapat menyiapkan rumah huniannya yang tahan gempa. 

Adapun 11 alat pendeteksi gempa yang akan dibangun di wilayah Papua tersebar di Tolikara, Mappi, Kabupaten Jayapura dan Merauke. Sementara 6 alat pendeteksi gempa di Papua Barat tersebar di Pegunungan Arfak, Manokwari dan sejumlah kabupaten di sekitarnya.

"Selama ini sudah terdapat 26 alat pendeteksi gempa bumi di Papua dan Papua Barat. Dengan tambahan 17 alat, BMKG dapat lebih optimal menyampaikan peringatan tentang gempa di daerah Papua yang luas sekali," pungkasnya.**