Pasca Kunjungan Presiden, 385 Pengungsi Ingin Kembali ke Wamena

Kapendam Cenderawasih Kolonel CPL Eko Daryanto bersama pengungsi wamena/Pendam17

JAYAPURA - Kodam XVII / Cenderawasih mencatat sebanyak 385 pengungsi yang saat ini masih berada di banyak daerah di Papua dan luar Papua yang telah kembali ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya

Ini setelah Presiden Joko Widodo bersama ibu Iriana Jokowi informasi Wamena, Senin (28/10) kemarin dan diperiksa mengenai keamanan pasca kerusuhan sebagaimana telah dilakukan sebelumnya dengan aman dan kondusif

Kapendam XVII / Cenderawasih, Kolonel CPL Eko Daryanto dalam siaran persnya, Selasa (29/10) mengatakan, ada permintaan resmi dari Menteri Sosial, Juliari P Batubara kepada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahyanto untuk menfasilitasi kepulangan mendorong ke Wamena

Permintaan itu kemudian ditindaklanjuti Panglima TNI ke Kodam Cenderawasih dan Lanud Silas Papare untuk menerima armada Hercules untuk mengangkut pengungsi kembali ke Wamena

"Jadi, siapkan hercules untuk mengangkut penumpang selama tiga hari ke depan," ucap Kapendam Eko

"Mungkin dengan melihat Wamena yang sudah aman dan kondusif, warga yang mengungsi ingin kembali lagi ke Wamena, untuk membantu memulihkan uang di Wamena," tambahnya.

Kapendam diminta, Kodam Cenderawasih bersama Lanud Silas Papare akan meminta bantuan yang ingin kembali ke Wamena, dengan menyediakan pesawat Hercules yang akan digunakan untuk mengangkut warga tersebut.

“Pastinya kita dari TNI akan membantu warga yang ingin kembali lagi ke Wamena”, tegasnya

Untuk diketahui, dalam kunjungannya ke Wamena Presiden telah menerima agar dalam waktu dua minggu ke depan Pasar Wouma yang terbakar saat kerusuhan harus selesai dibangun. Presiden juga bertanggung jawab PUPR agar bersama masyarakat melakukan pengembangan dan perbaikan swakelola.

Kerusuhan yang terjadi di Wamena, 23 September 2019 yang lalu telah meluluh lantakkan kota yang menjadi sentra ekonomi di wilayah tersebut.

Sebanyak 33 orang menolak dan melaporkan luka lainnya dalam dugaan yang dipicu dugaan ujaran rasisme seorang guru terhadap pelajar, yang kemudian diklaim oleh Polisi sebagai isu Hoax. Fasilitas pemerintahan dan keuangan termasuk sekolah dan rumah warga dibakar dan dirusak oleh massa anarkis yang melakukan aksi demo.

Akibat insiden ini, ribuan massa mengungsi keluar dari kota Wamena. **