Wujud Syukur Wamena Kembali Pulih, Masyarakat Gelar Acara Bakar Batu

Pangdam Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab makan bersama dengan warga dalam acara bakar batu/Pendam17

WAMENA - Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan yang telah memulihkan situasi kota Wamena pasca peristiwa kerusuhan yang terjadi 23 September lalu, masyarakat setempat menggelar acara bakar batu atau makan bersama, Jumat (18/10)

Acara ini dihadiri Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua, Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab dan Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw, Perwakilan kepala suku dari 40 Kampung di Wamena dan para Ketua Paguyuban

 

Dalam sambutannya Pangdam menyampaikan bahwa acara ini sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa

"Marilah kita bersama-sama menjaga dan memulihkan Kabupaten Jayawijaya yang kita tempati saat ini agar semua orang yang tinggal di Jayawijaya merasakan kenyamana dan kebersamaan dalam beraktivitas sehari-hari tanpa memandang Pendatang atau Orang asli Papua," ajak Pangdam, dikutip dari rilis Pendam Cenderawasih

Menurut Jenderal asli Papua ini, semua orang yang tinggal di Jayawijaya adalah saudara, tidak ada istilah pendatang atapun asli orang Papua.

"Tetapi kita disini adalah satu yaitu warga Kabupaten Jayawijaya," tegasnya

Permohonan Maaf

Senada dengan Pangdam XVII/Cenderawasih, salah satu Kepala suku yang ikut dalam acara bakar batu Bapak Alex Hubi menyampaikan bahwa mewakili kepala suku yang berada di Jayawijaya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak terutama yang menjadi korban kerusuhan september lalu, 

 

“Kami minta maaf, semoga dengan diadakannya acara bakar batu ini Kabupaten Jayawijaya menjadi aman kembali dan masyarakat yang mengungsi bisa kembali ke Wamena untuk bersama-sama membangun Wamena Kembali, serta jangan sampai terluang lagi kejadian tersebut”,”ucapnya.

Untuk diketahui, banyak suku di Papua yang masih memegang teguh tradisi yang diwariskan nenek moyang. Salah satunya adalah tradisi bakar batu. Yang Sekilas memang mengherankan bagi masyarakat luar Papua yang belum mengetahuinya. 

Tradisi Bakar batu di Papua bukan dilakukan karena iseng. tradisi bakar batu merupakan bentuk rasa syukur. Selain sebagai bentuk rasa syukur, tradisi bakar batu juga diyakini dapat menguatkan rasa kebersamaan antar sesama masyarakat. **