Usai Tersesat WNA Asal Swiss Dilarikan ke Rumah Sakit

WNA masih mendapatkan perawatan medis di RS Pertamina/Ola

SORONG-Usai tersesat selama 22 hari di dalam Hutan Konservasi Misool dan ditemukan warga Kampung Atkari Distrik Misol Utara, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Warga Negara Asing (WNA) asal Swiss, Aurelien Robert (36), dilarikan ke Rumah Sakit Pertamina, Kota Sorong, Papua Barat, Selasa (15/10/19) menggunakan helikopter milik Basarnas.

Setibanya di Unit Gawat Darurat (UGD) RS Pertamina, AR kemudian menjalani perawatan oleh tim medis.

Rescuer Basarnas, Muslikun yang mengantarkan AR mengatakan bahwa Tim SAR sempat mengalami kendala karena harus mencari melalui darat dengan kondisi alam yang tidak kondusif.

Selain melakukan pencarian darat, Tim SAR juga melakukan pencarian melalui udara dengan Helikopter. Sekitar 4 hari melakukan pencarian, SAR kemudian memberhentikan pencarian karena kondisi yang tidak memungkinkan, hingga WNA tersebut menuju kampung Atkari dan ditemukan warga setempat.

Kepala kampung Atkari kemudian melaporkan penemuan tersebut ke pihak Kepolisian dan Basarnas.

Kapolsek Misool, Ipda Max Pigai yang berada di Rumah Sakit menjelaskan bahwa awal mulanya mendapatkan Laporan dari masyarakat mengenai adanya turis yang hilang. Setelah dilakukan pencarian, AR dengan sendirinya keluar dari hutan dan menemui masyarakat kampung Atkari.

"Menurut sumber informasi, yang bersangkutan adalah wisatawan yang melakukan perjalana sendirian," terang Max.
Saat ini, pihak Kepolisian masih meunggu observasi kesehatan dan kordinasi apakah ada pelanggaran.

Kepala seksi intelejen dan penindakan Imigrasi Sorong, Cun Sudiharto mengatakan pihaknya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut, dirinya mengatakan masih akan mempelajari dokumen dari WNA tersebut, usai mendapatkan perawatan dari pihak Rumah Sakit.

Ditempat terpisah, Kepala BKSDA Papua Barat, Bassar Manulang mengatakan bahwa WNA tersebut tidak memiliki ijin memasuki Hutan konservasi. 

Sampai berita ini diturunkan, WNA tersebut masih menjalani perawatan di RS Pertamina dan belum diketahui motifnya melakukan tracking di dalam hutan konservasi tersebut.*