Papua Barat Endemik Kaki Gajah, Dinkes Lakukan Upaya Ini

Pegawai Dinkes Papua Barat berfoto bersama jurnalis usai pembukaan sosialisasi pencegahan Kaki Gajah di Kota Sorong/Ola

SORONG-Dari 514 kabupaten atau kota di Indonesia, sebanyak 236 kabupaten/kota yang tersebar di 28 provinsi masih merupakan daerah yang endemis filariasis, termasuk di wilayah Papua Barat, kecuali Kabupaten Pegunungan Arfak yang tidak dikategorikan sebagai daerah endemis kaki gajah dan Kabupaten Kaimana karena sudah masuk fase pre tas (sudah 5 tahun melaksanakan POPM filariasis) dan akan dievaluasi bulan Oktober 2019.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Otto Parorrongan yang diwakili Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Dr Nurmawati mengatakan POPM Filariasis ini ditujukan untuk semua penduduk berusia 2-70 tahun sebanyak 863.655 jiwa. 

Dikatakannya, filariasis atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit kaki gajah masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia, karena baik anak-anak maupun dewasa baik pria maupun wanita semua bisa tertular penyakit kaki gajah.

Filariasis ditularkan dengan perantaraan nyamuk sebagai vektornya. Berbeda dengan penyakit DBD atau malaria yang hanya ditularkan oleh satu jenis nyamuk tertentu, penyakit filariasis dapat ditularkan oleh semua jenis nyamuk.

Oleh karena itu, Dinkes Papua Barat melakikan upayau Sosialisasi, Koordinasi dan Pencanangan Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal Kaki Gajah dan Cacingan Provinsi Papua Barat Tahun 2019, kepada sekitar 400 lebih kepala dan petugas Puskesmas seluruh Papua Barat, di Kota Sorong, Senin sore (23/9). 

"Kegiatan minum obat pencegahan penyakit kaki gajah disebut pemberian obat pencegahan massal (POPM) Filariasis yang tujuannya untuk menurunkan mikrofilaria rate di wilayah endemis. Yang mana obat pencegah penyakit kaki gajah yang diberikan pada POPM, terdiri dari kombinasi tablet Diethylcarbamazine (DEC) 100 mg dan tablet Albendazole 400 mg. Adapun dosisnya untuk usia 2-5 tahun adalah 1 tablet DEC dan 1 tablet Albendazole. Usia 6-14 tahun mendapat 2 tablet DEC dan 1 tablet Albendazole, dan bagi yang berusia diatas 14 tahun mendapat 3 tablet DEC dan 1 tablet Albendazole. Selain membunuh cacing filaria, obat ini mampu membunuh cacing lainnya. Sehingga dengan minum obat, justru kita mendapat manfaat ganda. Karena selain mencegah filaria, juga mencegah kecacingan. Yang perlu diperhatikan adalah obat diminum sesudah makan dan dianjurkan diminum di depan petugas kesehatan," terangnya.

Sebelumnya, Ketua Panitia kegiatan, Edi Sunandar menerangkan bahwa program POPM yang dilakukan selama 5 tahun berturut-turut sangat bermanfaat, karena menghindarkan masyarakat dari 2 penyakit sekaligus. Yakni mencegah penyakit kaki gajah dan menurunkan infeksi cacing usus yang juga berperan dalam kejadian kurang gizi dan stunting pada anak, juga kejadian anemia pada remaja. 

"Pemerintah Papua Barat telah melaksanakan POPM filariasis dan semua kabupaten mencapai target dengan pencapaian 85,15% dari target minimal 65%.  Pemerintah Provinsi Papua Barat dan Kementerian Kesehatan sangat mengharapkan agar semua pemerintah daerah berkomitmen untuk mendukung dan mengupayakan agar jangan sampai ada masyarakat yang terlewat atau menolak untuk tidak minum obat pencegah kaki gajah," jelasnya seraya menambahkan dalam kegiatan ini melibatkan sebanyak 171 puskesmas se-Papua Barat.

"Nasib kesehatan khususnya pencegahan Kaki Gajah ada ditangan Bapak Ibu yang hadir hari ini. Pelaksanaan kegiatan akan dilaksanakan selama 3 hari dengan agenda pencanangan POPM, pemaparan materi, perencanaan mikro planing, senam massal dan lomba karaoke," ujar Edi disambut gemuruh tepuk tangan ratusan petugas kesehatan.*