Kapendam XVII : Tidak Ada Instruksi Penarikan Pasukan Dari Nduga

Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Letkol CPL Eko Daryanto/Andy

JAYAPURA-Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Letkol CPL Eko Daryanto, mengaku bahwa hingga saat ini belum ada instruksi dari mabes TNI untuk melakukan penarikan pasukan TNI/Polri dari Nduga sesuai permintaan Pemerintah Kabupaten Nduga.

Menurut Kapendam, kahadiran TNI/Polri di Nduga bukan untuk menyerang masyarakat, setempat melainkan memberikan rasa aman bagi masyarakat dari intimidasi yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga.

“Kehadiran kita disana sesuai dengan undang-undang. Kalau kemudian ada yang minta penarikan pasukan, maka siapa yang akan menjamin keselamatan warga disana? Jadi menurut kami tidak tepat ada permintaan penarikan personil TNI/Polri dari Nduga,” kata Kapendam XVII Cenderawasih, Letkol CPL Eko Daryanto, saat ditemui di kantornya, Selasa (6/8) siang.

Sementara terkait tudingan dari tokoh gereja dan LSM bahwa aparat TNI menembak masyarakat sipil di Nduga, alumni akmil 1998 itu menegaskan bahwa hal tersebut tidak mungkin dilakukan oleh aparat, karena aparat TNI/Polri adalah pelindung dari masyarakat.

“ Tidak mungkin itu dilakukan oleh aparat TNI, karena prajurit kami dibekali dengan hukum humaniter. Kalau ada tudingan seperti itu apa buktinya?? Bisa ditunjukan sehingga prajurit tersebut kami proses hukum,” imbuhnya.

“Bisa saja itu merupakan propaganda dari pihak tertentu agar menyudutkan TNI, jadi sebaiknya tidak usah menyebarkan informasi yang tidak memiliki bukti hukum,” sambungnya.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Nduga melalui Bupati dan Wakil Bupati Nduga hingga saat ini terus berupaya meminta kepada Presiden untuk menarik pasukan TNI/Polri dari Nduga. Karena menurut bupati, kahadiran aparat TNI/Polri di Nduga memberikan rasa takut bagi masyarakat sehingga mengungsi ke kabupaten lain.

“Kami harap agar pak Ketua DPR RI tolong sampaikan kepada Presiden untuk menarik pasukan TNI/Polri dari Nduga," Kata Bupati Nduga, Yairus Gwijangge saat menggelar pertemuan dengan Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo di Jakarta, Senin (5/7) siang.

Menurut Bupati, keberadaan TNI/Polri di Nduga membuat masyarakat setempat ketakutan dan lari meninggalkan kampung halamannya.

“ Keberadaan pasukan TNI/Polri dalam jumlah besar di Nduga membuat masyarakat kami tidak tenang, mereka merasa takut dan memilih mengungsi ke Wamena, Lanny Jaya, dan Timika. Sehingga dalam kesempatan ini kami minta agar pasukan TNI/Polri segera ditarik," jelasnya.

Dikatakan, akibat konflik di Nduga, sedikitnya 40 ribu warga dari 11 Distrik di Nduga terpaksa mengungsi dan tiga ribu anak tidak belajar.

“Ada ribuan masyarakat dari 11 Distrik yang mengungsi. Selain itu ada tiga ribu lebih anak anak yang tidak belajar karena ikut mengungsi. Untuk itu kami minta agar pasukan TNI/Polri secepatnya ditarik dan masyarakat saya bisa kembali ke kampung masing-masing,” harapnya.*