Peringati Hari Anak, PT Freeport Bantu Atasi Stunting di Timika

Suasana layanan kesehatan dalam program PMT-P untuk bayi dan balita di Timika/ Istimewa 

JAYAPURA -PT Freeport Indonesia menggelar program Pemberian Makanan Tambahan - Pemulihan (PMT-P) untuk bayi dan balita yang teridentifikasi kurang gizi. 

Program tersebut sebagai bentuk dukungan atas program pemerintah terkait tingginya angka stunting atau kurangnya asupan gizi pada anak-anak.

Program ini digelar dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada Juli kemarin. Program ini juga dicanangkan sebagai upaya untuk mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDG), pemerintah Indonesia yang menargetkan penurunan angka stunting hingga di bawah 20 persen pada tahun 2024.

Tingginya angka stunting di Papua juga menjadi perhatian khusus bagi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang telah menyiapkan dana sebesar Rp 1,3 miliar untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan stunting di Papua. 

Di Indonesia sendiri, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, diketahui bahwa angka stunting yang disebabkan oleh masalah gizi kronis mencapai 30,8 persen. Khususnya di Papua, angka stunting ditemukan cukup tinggi, yaitu mencapai 32,9 Persen. 

“Melalui program ini kami memberikan intervensi gizi kepada para bayi dan balita di tiga lokasi klinik yaitu di SP (satuan pemukiman) XII, SP IX dan di Pomako. Intervensi gizi dilakukan dengan memberikan makanan tambahan, seperti susu formula, biskuit, bubur bayi, serta makanan olahan seperti bubur kacang hijau, telur rebus dan makanan lokal lainnya. Bilamana kami menemukan anak yang pertumbuhannya tidak sesuai dengan panduan di KMS (Kartu Menuju Sehat), kami akan langsung anjurkan mereka ke program ini,” ujar Govert Waramori selaku Manager di departemen tersebut, dalam rilis yang diterima Wartaplus.com, Senin (5/8).

Ia menambahkan bahwa PT Freeport Indonesia telah sejak lama melakukan program pendampingan di posyandu, yang meliputi kegiatan promosi dan edukasi kesehatan. Dari kegiatan pendampingan tersebut, ditemukan bahwa salah satu masalah yang kerap terjadi adalah kurang gizi. Karena itu PT Freeport Indonesia kemudian membentuk program Pemberian Makanan Tambahan-Pemulihan (PMT-P) yang menyasar para bayi dan balita.

Di tempat yang sama, Maria Matulessy yang merupakan bidan sekaligus koordinator program PMT-P menjelaskan bahwa upaya intervensi ini juga menyasar para ibu, baik yang akan maupun sudah memiliki anak. Untuk para ibu ini, PMT-P rutin mengadakan Focus Group Discussion (FGD) setiap bulan dengan tema terkait kesehatan ibu dan anak. 

“Untuk ibu-ibunya juga ada FGD, karena di sini kami lihat peran ibu begitu penting. Karena itu setiap bulan kami adakan FGD dengan narasumber yang kami datangkan dari Puskesmas. Materinya seputar ibu dan anak, contohnya seperti yang baru kami lakukan bulan ini adalah terkait perawatan kehamilan," ujarnya.

Komitmen

Terkait program ini, Claus Wamafma selaku Senior Vice President (SVP) Social Responsibility & Community Development PT Freeport Indonesia mengatakan bahwa, sejak awal PT Freeport Indonesia memiliki komitmen bersama pemerintah guna meningkatkan upaya pembangunan manusia yang mandiri dan berkelanjutan melalui investasi sosial termasuk di bidang kesehatan.

“Kami di PT Freeport Indonesia khususnya melalui Divisi Hubungan Masyarakat yang membidangi pengembangan masyarakat berkomitmen untuk terus bersinergi dengan pihak pemerintah dan semua pemangku kepentingan dalam upaya mencapai pemenuhan tujuan pembangunan berkelanjutan termasuk pemenuhan tujuan-tujuan terkait kesehatan masyarakat,” ujarnya.

Upaya penurunan angka kematian bayi adalah salah satu indikator intervensi pemerintah dan pemangku kepentingan dalam pencapaian agenda pembangunan berkelanjutan SDG's  yang sudah di adopsi oleh pemerintah Republik Indonesia. 

"Secara khusus PT FI juga mendukung program terkait upaya pencegahan kematian bayi dan anak melalui program PMT-P guna menyediakan dukungan perbaikan nutrisi bagi temuan bayi atau anak yang membutuhkan intervensi nutrisi. Initiative ini juga sangat erat kaitannya dengan program 1000 hari pertama kehidupan agar terwujud generasi Papua yang sehat dan cerdas," pungkasnya. *