Cerita Burung Pintar yang Tersebar di 10 Distrik Pegunungan Arfak

Burung Breceu yang mampu membuat sarang rumah sebagian tempat tinggal/Istimewa

PEGAF-Ternyata di Kabupaten Pegunungan Arfak(Pegaf) memiliki jenis burung pintar yang tersebar di 10 Distrik di daerah tersebut. Di antaranya distrik Caturbouw, Hingk, Minyambouw, Taige, Anggigida, Anggi, Membei, Testega, dan Didou. 

Tampak burung pintar tersebut di Distrik Hingk yang menjadi potret tersendiri oleh salah seorang pemuda adat Arfak bernama Yosak Saroy, lalu kemudian memposting ke media sosial sebagai promosi objek wisata.

Ketika ditemui Wartaplus.com, Rabu (31/7) malam disalah satu cafe di Manokwari menceritakan hal tersebut. Menurut dia, kabupaten Pegaf merupakan daerah konservasi dan didalamnya terdapat begitu banyak pesona alam yang belum disentuh

Yosak Saroy/Istimewa

Salah satunya adalah burung pintar atau yang dikenal masyarakat adat Arfak adalah Breceu yang berasal dari bahasa Atam suku Arfak.

Untuk melindungi satwa asli Pegaf tersebut, maka dia sarankan perlu dilindungi dengan peraturan daerah, kemudian Dinas Pariwisata dan semua instansi pemerintah  terkait ikut sosialisasi tentang satwa burung pintar tersebut.

Sebab kata dia, burung pintar itu akan menjadi objek tersendiri bagi wisatawan, baik lokal, regional, nasional hingga mancanegara.

Kelebihan dari burung pintar itu, sebut Yosak, bisa membuat rumah atau sarangnya sendiri, maka sangat disayangkan ketika tidak dijaga dan dilindungi. 

Kelebihan dari burung pintar itu, kisah Yosak, cara membuat rumah sarang dengan cara mengumpulkan ranting pohon dan dibangun rumah layaknya dibuat oleh manusia. Tak hanya itu, burung tersebut juga membawa buah sebagai makanan yang ditampung tepat di depan saran rumah hewan unik tersebut.

Dia juga mengatakan bahwa, Bupati Pegaf Yosias Saroy adalah anak adat Arfak dan tentu saja sudah mengerti tentang Pegaf pada umumnya. Bahkan menjaga alam beserta isinya.

Namun yang perlu dilakukan adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat penduduk asli Pegaf, sehingga alam terjaga dan jangan dirusak, agar burung pintar di sana tetap terjaga untuk menjadi objek wisata kedepannya.

Tak hanya burung pintar tersebut, namun menurut alumni kampus Pariwisata Petrus Kafiar Biak Numfor Papua itu bahwa, destinasi dua danau (Anggigici dan Anggigida) yang dibatasi oleh gunung kobrei di Pegaf tidak kalah indah dengan beberapa danau terkenal di tanah Papua. 

Menurut dia, dua danau itu akan menjadi objek tersendiri bagi masyarakat dan pemerintah setempat. Untuk kembangkan objek wisata di sana, maka harus dilakukan berbagai cara. 

Terkendala infrastruktur Jalan

Lanjut dia, infrastruktur menjadi masalah bagi pemerintah setempat untuk kembangkan destinasi wisata tersebut. Oleh karena itu, ia meminta agar ada perhatian pemerintah pusat dan provinsi untuk membantu pembangunan infrastruktur jalan di Pegaf.

Tak hanya itu, Pegaf juga terkenal dengan julukan daerah dingin yang masih alami. Tidak sampe di situ saja, Pegaf salah satu daerah di pedalaman Papua Barat yang memiliki sektor pertanian yang tak kalah bersaing mensuplai sayur mayur ke daerah lokal di Papua, misalnya Manokwari ibu kota provinsi Papua Barat, juga Teluk Bintuni, Teluk Wondama, termasuk kabupaten Biak Numfor di Papua.

Pegaf juga memiliki tanaman biji kopi asli yang sudah dijual dan terkenal dimana-mana. Di sana juga ada goa yang masih misteri dan alami, misalnya goa di Distrik Didou dan Testega, bahkan distrik lain yang belum tersentuh.

"Banyak sekali keanekaragaman hayati yang tersebar dan tersembunyi di Pegaf, namun infrastruktur yang belum menjawab semuanya untuk bisa dikembangkan," ujar dia.

Oleh karenanya, Pegaf harus dibantu dengan perbaikan infrastruktur dengan bantuan Pemprov dan pemerintah pusat, sebab APBD Pegaf tidak mampu memperbaiki jalan disana. 

Dia menambahkan bahwa meskipun jalan ke Pegaf sudah ada, namun sebagian masih dikategorikan rusak dan membahayakan keselamatan masyarakat, pemerintah dan pengunjung.*