Satu Pejalan Kaki Tewas di Jalan Trans Mansel-Teluk Bintuni yang Rusak Parah dan Berlumpur

Satu warga Kabupaten Teluk Bintuni Siefter Siamma meninggal dunia di jalan berlumpur dan rusak parah di Kampung Mameh, Distrik Tahota, Kabupaten Manokwari Selatan/Istimewa

MANOKWARI- Saat jalan kaki, satu warga Kabupaten Teluk Bintuni Siefter Siamma meninggal dunia di jalan berlumpur dan rusak parah di Kampung Mameh, Distrik Tahota, Kabupaten Manokwari Selatan, Provinsi Papua Barat.

Korban sebelum ke Teluk Bintuni menumpang mobil Hilux dari Kabupaten Manokwari pada 10 Juni 2019, namun sampai di Tahota, korban bersama penumpang lainnya harus berhenti di Tahota, karena mobil yang mereka tumpangi tidak bisa menembus jalan Mameh karena berlumpur tebal dan rusak parah.

Korban dilaporkan meninggal dunia pada 11 Juni 2019 sekitar pukul  03.35 WIT. Korban sudah mengeluh sakit saat berjalan kaki dengan jarak kurang lebih 5 kilometer dari Tahota menuju Isim, melalui jalan Trans kabupaten Manokwari Selatan-Teluk Bintuni.

Kapolda Papua Barat melalui Kabid Humas Polda Papua Barat AKBP Mathias Krey, dalam rilis yang diterima wartaplus.com menjelaskan bahwa laporan warga Teluk Bintuni yang meninggal dilaporkan oleh Markus Orocomna, Kepala Distrik Moskona Utara.

Sedangkan korban meninggal adalah Bendahara Kampung Inovina, Distrik Moskona Utara Teluk Bintuni. Kata Kabid humas bahwa saksi Yapyes, Toboas Watimyu bersama korban dari Manokwari tujuan Bintuni pada Senin, dan mereka sampai di Tahota tepat di PT Megapura Bangun harus turun dari kendaraan yang mereka tumpangi dan berjalan kaki.

"Jadi mereka ada 5 orang yang berjalan kaki dari Tahota ke Isim, namun mereka masing-masing membawa tas dan korban sendiri jalan di belakang, mereka lainnya sudah duluan. Namun korban rasa sakit dan akhirnya tidak mampu jalan," kata Kabid Humas.

Lantaran hari sudah gelap sehingga saksi menggunakan senter sebagai penerang jalan berlumpur, dan mereka sempat menunggu korban karena jalan pelan-pelan. Korban juga sempat memanggil saksi, lantaran korban mengaku sudah tidak kuat jalan dan sesak napas serta sudah merasa pusing. Saksi memberikan obat Neo Napasin 1 butir untuk korban minum, karena korban mengeluh sesak napas.

"Saya memberikan obat neo napasin sebanyak 1 butir serta air putih kepada korban untuk diminum dan beberapa saat kemudian korban mengalami muntah-muntah dan mulut korban mengeluarkan busa, maka pukul 20.00 WIT korban menghembuskan nafas terakhir,” jelasnya.

Mereka kemudian menitip pesan kepada masyarakat yang dari Bintuni menuju Manokwari agar lapor kepada aparat kepolisian yang melakukan pengamanan di perusahan PT. Megapura Bangun di Tahota maupun dokter untuk datang membantu mengefvakuasi jenazah ke perusahan tersebut untuk kemudian dievakuasi lanjut ke Manokwari.

Lebih lanjut, setelah mendapat informasi ada yang meninggal, maka salah satu anggota Brimob dan dokter yang berada di PT Megapura Bangun menuju ke TKP untuk melihat korban dan membantu evakuasi. Namun sebelum dibawa ke Manokwari, Kapolsek Ransiki perintahkan untuk jenazah dibawa ke Puskemas untuk dilakukan visum et repertum.

"Anggota Polsek Ransiki di Mansel menggunakan mobil Patroli dan mobil Puskesmas Ransiki menuju TKP membawa jenazah," tambah Kabid Humas. *