Kerjasama Kitong Bisa dan Wardah

Produk Kosmetik Terkenal Dunia Lirik Perempuan Papua

CEO Wardah Nurhayati Subakat (kedua dari kiri) dan CEO Kitong Bisa Billy Mambrasar (ketiga dari kiri)/Istimewa

JAYAPURA-Siapa yang tidak kenal dengan wajah-wajah Dewi Sandr dan Raline Shah, ketika menghiasi layar kaca sebagai duta produk-produk kecantikan Wardah. Iya, Wardah merupakan pelopor produk kecantikan Indonesia dengan nuansa halal, akan tetapi inklusif untuk semua wanita pengguna kosmetik di Indonesia, apapun latar belakang agama, ras dan budaya.

Wardah sebagai sebuah brand kosmetik, bukan hanya terkenal di nasional saja, akan tetapi merambah sampai ke tingkat internasional. Baru-baru ini, Wardah dijadikan contoh bisnis oleh sekolah bisnis kenamaan dunia Universitas Harvard, tempat Bill Gates (Penemu Microsoft) dan Mark Zuckerberg (penemu Facebook) belajar.

Wardah dianggap menghadirkan nuansa cara berbisnis baru, dengan mengkapitalisasi budaya konservatif dan menjadikannya daya tarik (proposition value) sebuah produk. Budaya koservatif yang tadinya dianggap tidak relevan dengan bisnis, dibuktikan oleh Wardah, malah meningkatkan nilai jual dan keunikan tersendiri sebuah produk di pasar.

Adalah Ibu Dr. Nurhayati Subakat, seorang wanita dibalik kesuksesan brand yang terbilang baru ini, menjadi pemain utama dalam dunia kosmetik di Indonesia dan bahkan di level Asia. Ibu Nurhayati baru saya dianugerahi dengan gelar Doctor Honoris Causa, dari Almamaternya: ITB.

Ada tiga persamaan dari CEO Kitong Bisa Billy Mambrasar, dan CEO Wardah Nurhayati Subakat. Pertama, keduanya sama-sama alumni dari kampus teknik bergengsi Indonesia di Bandung ITB. Kedua, mereka berdua sama-sama pernah bekerja di perusahaan swasta, sebagai insinyur dan ilmuwan, namun memutuskan meninggalkan kenyamanan tersebut dan memulai bisnis sendiri.

Billy menjadi seorang wirausahawan sosial dengan mendirikan Kitong Bisa, Ibu Nurhayati mendirikan Wardah. Ketiga, keduanya memiliki passion untuk memberdayakan perempuan Indonesia menjadi mandiri dan berkarya.

Tanggal 29 Mei 2019 menjadi hari bersejarah bagi Wardah dan Kitong Bisa, karena kerjasama kedua institusi ini untuk berinvestasi sosial menciptakan wirausahawati dari para wanita di Papua di tanda tangani. Program ini akan berlangsung di 6 Kota di Papua dan Papua Barat: Jayapura, Serui, Wamena, Sorong, Merauke, dan Raja Ampat.

Wardah melalui gerakan Inspiring movementnya, akan mengirimkan pelatih-pelatih bisnis wanita ke Papua, dengan dibantu oleh Kitong Bisa, mengadakan pelatihan dan inkubasi produk-produk lokal hasil karya cipta perempuan Papua. Produk ini kemudian akan didorong untuk dipasarkan ke tingkat nasional, maupun internasional. “Sesuai dengan falsafah Wardah yaitu keteladanan dan inspirasi, maka saya rasa investasi Sosial dari Wardah melalui dana Corporate Social Responsibility ini akan membawa manfaat yang baik dalam jangka Panjang,”ungkap Ibu Nurhayati.

Billy Mambrasar menyambut baik kerjasama ini, dan berharap agar dalam jangka panjang. “Saya berharap program ini akan berhasil mengangkat perempuan Papua dan memiliki rasa percaya diri dan keberanian untuk berinovasi, ““ujar Billy kepada wartaplus.com Selasa siang.*