NPC Papua Kirim Sembilan Atletnya ke Pelatnas

Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) Papua, Daud Ngabalin / Istimewa

JAYAPURA - Nasional Paralympic Commite (NPC) Provinsi Papua siap mengirimkan sembilan orang atletnya yang dipanggil mengikuti Pelatnas sebagai persiapan kontingen Indonesia jelang Asean Para Games (AGP) di Filipina, 18-25 Januari 2020 mendatang.

Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) Papua Daud Ngabalin kepada pers di Jayapura, Jumat (3/5) mengapresiasi perkembangan pesat pembinaan prestasi yang terus dilakukan oleh NPC Papua dalam menyukseskan sukses prestasi di tanah Papua.

Kata Daud, pencapaian sembilan atlet ini dapat menjadi contoh bagi atlet normal lainnya agar tetap termotivasi untuk bisa menunjukkan prestasi bagi Papua di beberapa even Nasional bahkan Internasional.

Dirinya pun mengaku optimistis kesembilan atletnya ini bisa ikut menyumbangkan medali emas bagi kontingen Papua di ajang Pekan Paralympic Pelajar Nasional (Peparpenas) dan Pekan Olahraga Paralympic Nasional (Peparnas) tahun 2020.

“Sembilan atlet ini pasti mendulang medali emas di Papua itu sudah pasti dan mereka juga akan turun bermain di beberapa cabang olahraga dipertandingkan di Papua,” jelasnya.

“Kita tetap support dan pasti ada perhatian, karena prestasi yang mereka bawa disamping prestasi Indonesia, tapi juga mengharumkan nama Papua. Saya berpesan bahwa semua atlet harus disiplin, meski ada beberapa yang pernah memperkuat Indonesia tidak menjamin, tapi tetap optimis mereka pasti semua masuk timnas Indonesia,” sambungnya.

Sementara itu, di tempat yang sama Ketua Umum NPC Papua, H. Jaya Kusuma mengatakan, berdasarkan SK NPC Pusat, kesembilan atlet tersebut masing-masing Hana Resty dan Ida Yany (Tenis Meja Kursi Roda) Klasifikasi Tuna Daksa, Abraham Elopere dan Dapie Bayage (Atletik) Klasifikasi Tuna Grahita, Manaser Numberi, Marinus Yowei, Karel Yarisetow, Marlanda Oropa, dan Agnes Yowei (Renang) yang turun di klasifikasi Tuna Daksa, Tuna Netra, Tuna Grahita.

“Manaser dan Marinus ini pernah menjadi bagian Indonesia di ajang Nasional bahkan Internasional seperti Olimpiade di Brasil. Saya berharap tetap bertahan, jangan sampai ada atlet kita Papua dipulangkan, karena pelatnas ini kan harus memacu diri, seleksi dari daerah lain juga, jadi mereka akan berada di Solo hingga 7 bulan kedepan hingga tahun 2020,” harapnya.

Pria yang menjabat Kadistrik Jayapura Selatan ini juga mengucapkan terimakasih atas perhatian Kadisorda Papua yang memberikan support kepada para atletnya disabilitas.

“Kita harap adanya terus bersinergi antara Disorda dan NPC karena kami induk organisasi olahraga disabilitas untuk bimbingan dan perhatian dari pemerintah daerah setempat,” pungkasnya. *