Tim Futsal Peradi Jayapura, Juara Tanpa Gelar 

Tim Futsal Peradi Jayapura /Istimewa 

JAYAPURA-Tim Futsal Peradi Jayapura akhirnya harus pulang tanpa membawa gelar juara di turnamen futsal antar pengacara se-Indonesia yang digelar di Bali, 26-27 April.

Meskipun gagal merebut juara lantaran turnamen tersebut harus dihentikan tanpa menggelar laga final, menyusul aksi protes dari tim Peradi Jakarta Pusat, namun pencapaian tim Peradi Jayapura di babak semifinal adalah sebuah keberhasilan.

Bagaimana tidak, tim yang dimanajeri oleh artis yang juga pengacara senior, DR. Pieter Ell, SH, MH itu hanya melakukan persiapan minim dengan waktu yang tidak banyak, karena masing-masing pemainnya harus menghabiskan sebagian besar waktu di meja hijau.

Tim yang berisikan pengacara-pengacara terbaik se-Jayapura ini hanya melakukan persiapan efektif selama 21 hari, dengan waktu latihan yang tak lebih dari 2 jam, sebelum bertolak ke Bali.

"Iya, karena rekan-rekan punya kesibukan di persidangan, jadi kita hanya latihan selama 1-2 jam saja dalam 21 hari," ujar pengacara yang pernah bertugas sebagai manajer timnas galanita di Myanmar tahun 2007 silam, saat dihubungi wartaplus.com, Senin (29/04).

Berada di Grup F yang berisikan tim-tim kuat seperti Young Lawyer Jakarta, Peradi Palu dan Peradi Jakarta Timur, justru tanpa kesulitan berarti bisa dilewati dengan manis oleh tim Peradi Jayapura.

Walau kalah telak 4-0 dari tim futsal Young Lawyer yang pernah mewakili Indonesia di Thailand, namun tim Peradi Jayapura dengan komposisi 60-40 pengacara junior dan senior mampu mengalahkan Peradi Palu dengan skor 2-1 dan menghajar Peradi Jakarta Timur dengan skor 5-2.

Penampilan apik Peradi Jayapura yang dibesut oleh pelatih berlisensi level 1 nasional, Herson Layuhibu itu terus berlanjut dengan kemenangan besar atas Pandeglang dengan skor 5-2, lalu pesta gol atas Pontianak dengan skor 8-0. Di laga semi final, Peradi Jayapura melanjutkan tren kemenangannya dengan menumbangkan Peradi Jakarta Pusat lewat adu penalti 3-1.

Sayang, kemenangan tersebut menjadi langkah terakhir Peradi Jayapura yang harus bertemu dengan Young Lawyer di laga final. Pasalnya, tim Jakarta Pusat menolak kemenangan Peradi Jayapura dan melancarkan aksi protes.

Alasannya, tim Peradi Jayapura memainkan pemain magang atau pemain yang tidak didaftarkan saat kedua tim bertemu di babak semifinal. tim Peradi Jakpus juga menolak bertanding ulang.

Panitia pun mengambil keputusan dengan tidak menggelar laga final dan menunjuk Young Lawyer sebagai pemenang dan tim PBH Pusat sebagai runner up. 

"Setelah menang atas Jakarta Pusat 3-1, kita diprotes untuk melakukan pertandingan ulang, tapi pemain sudah kembali ke hotel dan tidak mau bertanding lagi, tidak ada partai final dan Panitia langsung menentukan YLC sebagai Juara 1 dan PBH Pusat Juara 2," terang Pieter Ell yang juga pernah menjabat sebagai asisten manajer tim PON sepak bola Papua tahun 2008 di Kalimantan Timur.

Meski gagal meraih target juara di ajang turnamen futsal bergengsi antar pengacara se-Indonesia itu, namun tim Peradi Jayapura tetap legowo atas hasil tersebut. Mereka tetap menegakkan kepala dan pulang dengan membawa kebanggaan setelah berhasil lolos ke semifinal dengan persiapan yang minim.