Wagub Usulkan Penguburan Massal Korban Banjir Bandang Sentani Dilakukan Hari Ini

Tim Kepolisian menemukan jasad salah satu korban banjir bandang yang terkubur dalam lumpur/Istimewa

SENTANI - Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal mengusulkan agar penguburan massal terhadap para korban meninggal akibat banjir bandang, di Sentani, Kabupaten Jayapura bisa dilakukan hari ini, Rabu, (20/3) siang.

Kepada pers di posko tanggap darurat gunung merah Sentani, Kabupaten Jayapura, Selasa (19/3) Kemarin, Wagub Klemen Tinal mengaku, lokasi yang akan dijadikan kuburan massal telah ada, dimana salah seorang ondofolo sudah memberikan tanah adat untuk dipakai.

"Kondisi jenazah sudah tidak memungkinkan untuk ditahan lagi, dan terkait ini masyarakat sudah setuju, tokoh agama juga sudah siap,"  akunya

Menyoal tempat penampungan para pengungsi, khususnya anak-anak sekolah, Wagub meminta pemerintah kabupaten Jayapura agar mengecek Balai Pertanian Yahim, yang mana bisa dipakai untuk menampung pelajar yang terkena musibah.


"Nanti silahkan di cek dulu, kalau layak silahkan dipakai. Yang penting sebelum proses belajar mengajar mulai mereka sudah masuk," ujarnya.

"Nanti kapolres dan bupti cek dulu baik-baik, karena berdasarkan laporan para pendeta lokasi itu takutnya tergenang juga," ujarnya lagi

Di kesempatan itu, Wakil Gubernur Klemen Tinal meminta pihak TNI, Polri, Basarnas dan tim relawan lainnya untuk selalu bersabar dalam menghadapi masyarakat yang terdampak bencana.

"Disaat bencana seperti ini biasanya banya tersebar info hoax, jadi saya berharap kalian dalam menjalankan tugas harus selalu sabar," pesannya.

Meninggal di Kawasan Pemukiman

Kapolres Jayapura AKBP Viktor Macbon menyebutkan, korban meninggal hingga Selasa siang telah mencapai 92 orang, sedangkan 76 orang masih dalam pencarian.
"Paling banyak korban meninggal ditemukan di kawasan permukiman," kata Macbon.

Manurutnya, posko-posko saat ini sudah banyak dan tersebar di wilayah Sentani. Untuk itu, pihaknya menetapkan membentuk enam posko besar agar koordinasi bisa berjalan baik.

"Kordinasi harus terus dilakukan setiap posko, karena ada masyarakat yang diminta untuk mengungsi tapi tidak mau, tetapi ketika malam mereka berteriak untuk dievakusi," katanya.