Persipura Tuntut PSSI Lunasi Match Fee Sebelum Piala Presiden Bergulir

Sekretaris Umum Persipura Jayapura, Rocky Bebena/Persipura Official

JAYAPURA - Ketidakbecusan federasi sepakbola Indonesia (PSSI) mengurusi sepakbola di negeri beratus juta penduduk ini nampaknya belum berakhir pasca terungkapnya kasus yang menjerat Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono.

Hal ini menyusul 'teriakan' lantang para kontestan turnamen Piala Indonesia, salah satunya yakni Persipura yang ikut meminta agar induk sepakbola Indonesia itu segera melunasi Match Fee sebelum menggelar Piala Presiden.

Meski sudah dijanjikan akan dibayarkan pada Februari ini atau bahkan sebelum babak 32 besar lalu, namun faktanya Persipura belum mendapatkan kepastian terkait pendistribusian janji manis itu.

"Untuk Match Fee yang kita terima hingga babak 32 besar itu sekitar Rp 200 juta. Tapi belum ada kejelasan soal itu, janjinya si awal Februari ini," ujar sekretaris umum Persipura, Rocky Bebena kepada sejumlah wartawan, Sabtu (16/2) kemarin.

Rocky berharap agar pelunasan match fee itu bisa segera di lakukan sebelum PSSI menggelar Piala Presiden, karena menurutnya itu keputusan yang tepat.

"Karena piala presiden tahun lalu itu jauh lebih bagus, mereka konsisten dan setelah pertandingan langsung dikirim. Nah kita berharap agar jangan terapkan dulu Piala Presiden kalau Piala Indonesia ini belum beres. Maksudnya PSSI-nya harus lebih memperhatikan persoalan match fee itu," ungkapnya.

Tambahnya, dalam workshop Piala Presiden yang akan digelar pada Minggu (17/2) besok, pihaknya akan menyampaikan perihal tersebut, agar persoalan kewajiban PSSI itu tidak berimbas pada kontestan Piala Presiden.

"Maksud kami jangan sampai ini hanya menguntungkan operator dan sponsor saja, tapi klub peserta ini kan klub profesional dan kita lebih kepada profit karena status kita sudah dijual dan harusnya mereka bayar kita, jadi bukan kita lagi yang bayar tv dan lain-lain. Itu yang kita harap sebelum digelarnya piala presiden," tandasnya. *