Butuh Kebijakan Inovatif Pemimpin Untuk Bangun Papua

Kadinkes Papua, Drg. Aloysius Giyai dan Bupati Paniai Meky Nawipa sebagai pembicara di acara Seminar Sehari FKM UI,Jumat (8/2/2019)/Istimewa

JAKARTA —Kepala Dinas Kesehatan Papua drg. Aloysius Giyai, M.Kes mengatakan di tengah kondisi geografis yang menantang dan minimnya Sumber Daya Manusia (SDM), Papua membutuhkan inovasi program terobosan dari para pemimpinnya agar bisa maju dengan daerah lain di Indonesia.

“Kita masih punya banyak keterbatasan, tetapi kita tidak boleh menangisi keadaan ini. Kita harus kerja lebih keras 1.000 kali karena hanya kita yang bisa menyelamatkan Papua. Karena itu kita harus buat program terobosan, program inovatif, bukan yang rutin. Yang kami minta, Pemerintah Pusat dukung kami sebagai anak bangsa,” ujar Aloysius disambut tepuk tangan meriah para peserta Seminar Sehari bertema "Inisiasi Informasi Pembangunan Papua" di Aula Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Depok, Jawa Barat, Jumat (08/02/2019).

Diakui Aloysius, sejak menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Papua pada Maret 2014 hingga kini, ia telah melakukan banyak kebijakan terobosan untuk memperbaiki derajat kesehatan di Papua di bawah visi Papua Sehat menuju Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera.

“Kita buat Kartu Papua Sehat untuk jaminan kesehatan bagi 100 persen Orang Asli Papua, buat sistem rujukan, buat petunjuk teknis penggunaan dana 15 persen dana kesehatan. Lalu di faskes dan SDM, kita siapkan layanan kesehatan terbang, terapung dan kaki telanjang. Kita bangun RSUD Pratama di semua kabupaten yang belum memilikinya, lalu kembangkan RSUD rujukan regional,” urai Aloysius sebagaimana rilis yang diterima wartaplus.com, Sabtu (9/2/2019)  

Berkat kerja kerasnya, selama lima tahun memimpin Dinas Kesehatan, Aloysius mengklaim telah mencapai hasil yang cukup memuskan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Papua per Desember 2017, Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Papua turun dari 575/1000 Kelahiran Hidup (KH) di tahun 2013 menjadi 289/1000 KH di tahun 2017, angka kematian balita dari 54/1000 KH di tahun 2013 menjadi 8/1000 KH di tahun 2017. Angka kasus gizi buruk pun berkurang dari 21,6 % ke 7,7 % di tahun 2017. 

“Jadi butuh terobosan pembangunan yang benar-benar inovatif. Kita harus tunjukkan bahwa kita di Papua juga bisa menolong diri kita sendiri, jangan harapkan orang dari luar Papua terus. Saat ini, Gubernur Lukas dan Presiden Jokowi juga memiliki pikiran yang sama, benar-benar bekerja serius untuk membangun Papua dari ketertinggalan,” kata Aloysius memotivasi ratusan mahasiswa FKM UI.

Peluang Sama Jadi Pemimpin

Sementara itu, Bupati Paniai, Kapten Pilot Meki Nawipa mengatakan, semua anak Papua memiliki peluang yang sama menjadi pemimpin. Tetapi ia harus menjadi pemimpin yang berkarakter dan takut akan Tuhan. 

“Saya hanya anak seorang guru dan penginjil. Tetapi saya bisa kuliah 5 tahun di Australia dimana sehari saya bisa ambil mata kuliah selama 13 jam. Selama 15 tahun, saya menjadi pilot, saya menerbangkan orang sakit dari pedalaman Papua untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di kota. Kabut angin kencang sudah saya lewati. Dan kenapa saat ini saya menjadi bupati? Semua itu hanya karena kemurahan Tuhan,” ujarnya.

Meki menambahkan sebagai orang baru yang masuk dalam dunia birokrasi pemerintahan, ia ingin bekerja keras membangun Kabupaten Paniai di atas nilai kejujuran, hati yang bersih dan sikap takut akan Tuhan. *